Peristiwa

Semak Terbakar Dekat Masjid Agung

117
×

Semak Terbakar Dekat Masjid Agung

Sebarkan artikel ini
Rasyid mengenakan kopiah bersama jamaah lainnya berusaha memadamkan api.
Rasyid mengenakan kopiah bersama jamaah lainnya berusaha memadamkan api.

Wartakutim.com | Sangatta – Pembakaran hutan atau ladang dengan cara membakar tampaknya mulai terjadi dan terus dilakukan sejumlah oknum masyarakat.  Pembakaran ladang berupa semak belukar kerap di Jalan Pendidikan, Jalan Soekarno Hatta serta kawasan TNK.

Aksi pembakaran semak belukar, Selasa (27/8) kemarin sempat membuat panik jamaah Masjid Agung. Seusai melaksanakan shalat Dzuhur, sejumlah jamaah terpaksa berusaha memadamkan api yang menjilat semak belukar.

Dengan menggunakan hidran yang ada, sejumlah jamaah dipimpin Rasyid – petugas Masjid Agung, api berhasil dijinakan. Rasyid yang baru saja menyelesaikan shalat, langsung memerintahkan pegawai masjid lainnya mengeluarkan slang dan membuka hydran.

Upaya pemadaman berlangsung cepat, jika tidak api bisa meludeskan sebuah rumah yang bejarak dua meter dari api. “Meski belum terlatih, akhirnya api berhasil dipadamkan,” ujar Rasyid yang mengaku sempat kaget melihat api sudah mendekati kediamannya.

Kawasan sekitar Masjid Agung memang masih dikelilingi ilalang dan semak belukar, tak pelak di musim panas mudah terbakar. Dony – petugas PMK Kutim yang datang ke TKP, memperkirakan kebakaran sekitar Masjid Agung akibat putung rokok. “Kalau untuk berkebun sangat mustahil, apalagi lokasi kebakaran merupakan areal masjid namun berada ditepi jalan jadi ada kemungkinan akibat putung rokok yang dibuang tanpa sengaja,” sebut Dony.

Selain dekat Masjid Agung, Pusdalops BPBD Kutim kemarin mencatat terjadi pembakaran lahan di beberapa tempat diantaranya Jalan Pendidikan dan Soekarno Hatta, selain itu di kawasan TNK. “Kami hanya bisa mencatat dan melaporkan ke Pusdalops BPBD Kaltim, serta mengkoordinasikan dengan PMK serta Dinas Kehutanan,” terang Kabid Kedaruratan, Logistik dan Peralatan BPBD Kutim Syafranuddin seraya menyebutkan selama ini belum mempunyai sarana dan prasarana yang wajib dimiliki.(din)