Ragam

Bupati Ismunandar Meminta Masyarakat Kutim Menjaga Toleransi

71
×

Bupati Ismunandar Meminta Masyarakat Kutim Menjaga Toleransi

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.co.id, SANGATTA– Bupati Kutai Timur Ismunandar meminta masyarakat Kutim agar menjaga rasa kebersamaan dan  meningkatkan sifat tolerasi agar lingkungan yang aman dan nyaman terus tercipta, jangan mudah terpecah dengan perbedaan yang aslinya adalah sama.

Hal tersebut diungkapkan mantan sekda Kutim ini dalam sambutannya di acara peringatan malam Nuzulul Qur’aan sekaligus buka puasa bersama dengan GP Ansor Kutim, di mesjid Babul Jannah, Jalan Teluk Rawa 1, RT 16 Sangatta Utara, Selasa (13/6/2017) kemarin.

“Saya atas nama pemerintah yang diamanai ingin selalu menjaga kedamaian di Kutai Timur ini. Mari kita saling toleransi. Jika kita dapat menjaga toleransi, maka akan tercipta kedamaian dan kenyamanan bermasyarakat,”kata Ismunandar.

Menurut bupati yang akrab disapa Ismu ini, hampir semua suku serta agama ada di Kutim dan bisa dikatakan sebagai miniatur Indonesia. Inilah yang membuat kehidupan masyarakat di Kutim sangat damai dan saling menghargai.

Lebih Jauh Ia mengatakan, di Indonesia khususnya di Kutim, ada berbagai macam kelompok atau organisasi Islam, Jangan sampai dengan kelompok atau organisasi itu, membuat perpecahan diantara ummat muslim karena berbeda sudut pandang dalam memahami Islam.

Dikisahkan, sebelum era kemerdekaan Indonesia, banyak kelompok agama yang memiliki andil dalam memerdekakan negeri ini, mereka terbentuk dalam tim sembilan yang dikenal dengan nama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

“Sejak negara ini didirikan, kita sama sama berjuang. Dulu mereka kumpul, ada Muhammadya, ada NU dan ada agama lain. Mereka sama sama ingin membangun negeri ini. Jangan sampai sesudah kita merdeka ada yang ingin memaksakan kehendak. Kalau memeng menurut yang benar, bolehlah mengikutkan jemaahnya, tetapi jangan menganggu jemaah yang lainnya,”ungkapnya.

Dia menambahkan, hidup beragama harus saling menghargai dan menghormati dan harus tetap menjaga empat pilar.” “Jangan sampai saling berdebat, si ini pakek saidin dalam salawatnya yang itu tidak, padahal tujuan sama,” tuturnya. (wal)