Featured

Aliansi Mahasiswa Kutim Menolak Lupa

151
×

Aliansi Mahasiswa Kutim Menolak Lupa

Sebarkan artikel ini
Long March

WARTAKUTIM.CO.ID – Hari Ulang Tahun Kutai Timur ke-19, yang jatuh pada Jum’at (12/10) lalu, disambut aksi Long March oleh puluhan orang mahasiwa dan mahasiswi yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kutai Timur. Aksi tersebut diikuti oleh beberapa elemen mahasiswa seperti Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Sangatta (STAIS), BEM Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), serta beberapa elemen mahasiswa dan kepemudaan lainnya.

Koordinator Aksi Khaeruddin dalam aksi tersebut menuntut perihal yang dianggap penting, untuk dapat segera ditindak-lanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Sorotan mahasiswa tersebut tertuju pada masalah pendidikan, lingkungan hidup, upah buruh hingga upah Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D), dan terakhir ialah soal perkembangan sektor pariwisata.

Hal yang menarik dari aksi tersebut ialah bagaimana Kutim yang terkenal dengan pertambangan batu-baranya, kemudian diingatkan agar melihat kondisi rill dilapangan. Terkait luka alias lubang tambang yang ditinggalkan begitu luar biasa, mengingat ada 29 perusahaan tambang yang berstatus produksi telah meninggalkan 86 buah lubang tambang besar. Aliansi Mahasiswa Kutim juga menegaskan bagaimana 101 Izin Usaha Pertambangan (IUP) diatas lahan seluas 700 ribu hektar sejak tahun 2012 lalu, turut merubah wajah hutan di daerah ini. Belum lagi soal pembukaan lahan besar-besaran untuk perkebunan kelapa sawit, yang turut menggeser lahan pertanian rakyat, dimana petani perlahan-lahan jadi buruh harian lepas.

Walapun pesta HUT ke-19 telah usai beberapa hari lalu dan masyarakat terus kembali pada rutinitas biasanya. Namun semangat memperjuangkan momentum-momentum pada usia produktif daerah ini, harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Karena usia Kutim sekarang bukan lagi menginjak gerbang kedewasaan, namun sudah harus melihat realita keadaan sebagai seorang pemuda atau pemudi yang berlari mengejar cita-cita besarnya, sembari menguatkan jiwa dan raga tentunya.

Berita Pilihan

Parasnya seolah-olah mencerminkan kebahagiaan. Tetapi jiwanya telah hancur…