Berita Pilihan

Tidak Bayar Sewa, Mahasiswa Asal Kutim di Berbagai Daerah Di Usir Dari Asrama

357
×

Tidak Bayar Sewa, Mahasiswa Asal Kutim di Berbagai Daerah Di Usir Dari Asrama

Sebarkan artikel ini

Kisah sedih dialami oleh mahasiswa asal Kutai Timur yang study di berbagai kota. Pasalnya keterlambatan pembayaran oleh pemerintah kepada pihak pemilik rumah membuat mahasiswa penghuni asrama putri Kutai Timur di kota Makassar harus angkat kaki dari asrama. Keterlambatan pembayaran untuk sarana prasarana asrama juga dirasakan oleh mahasiswa penghuni asrama Kutai Timur di Balikpapan, Samarinda dan juga Bandung.

Di temui di asramanya mahasiswa asal Kutai Timur yang berada di Makassar, terlihat berantakan. Masing-masing mereka sibuk menyimpan dan membersihkan barang untuk dipindahkan.

Ketua HIPMA-KT Cab. Makassar, Aufa Fadhillah mengatakan, tidak transparannya penggunaan anggaran oleh Bagian Sosial Pemkab Kutai Timur membuat teman-teman jadi terlantar. Pos anggaran untuk penyewaan asrama juga tidak begitu jelas. Kami sudah beberapa kali memasukan proposal bahkan komunikasi langsung dengan KABAG SOSIAL Kutai Timur, namun kami seperti di pimpong, mereka seperti lempar handuk ( lepas tanggung jawab) “omongnya selalu defisit padahal kita tahu bahwa RAPBD Kutim harusnya dapat di rencanakan dengan baik sehingga hal-hal seperti ini harusnya tidak terjadi”, tambang batu baranya loh terbesar masa untuk dana sekecil ini tidak ada solusi yg konkrit, ungkap aufa.

Mahendra Jayadi Ketua HIPMA-KT Cab. Balikpapan, Profesionalitas kerja tidak tercermin dari beberapa instansi di tubuh PEMKAB Kutai Timur, khususnya Bagian Sosial. Seharusnya Bagian Sosial Pemkab Kutai Timur memperhatikan persoalan sarana penunjang studi mahasiswa diluar Kutai Timur, Karena arah pembangunan Kutai Timur ada ditangan kita kaum yang muda, pungkasnya.

Lanjut Mahen,Ia dengan beberapa teman-teman dari berbagai cabang akan melakukan pertemuan dengan Pak Bupati Kutai Timur, untuk membahas semua persoalan yang terjadi terkait penunjang study mahasiswa Kutai Timur. Pak Bupati juga harus tahu bahwa orang tua kami adalah pembayar pajak yang taat, sehingga ini adalah hak kami untuk menuntut pemerintah, jangan sampai anggaran-anggaran tersebut tidak tepat sasaran bahkan mungkin ada kepentingan di atas kepentingan sehingga hal ini terjadi, kami akan minta pak bupati secepatnya mengevaluasi kinerja Kabag Sosial serta jajarannya yang dalam hal ini bertanggung jawab penuh mengenai asrama Kutim.

Syahrurosyid, Ketua HIPMA-KT Cab. Samarinda, juga berkomentar bahwa, Aturannyakan di bayarkan bulan 6, tapi biasa dibayarkan itu bulan September, bahkan sampai bulan Januari sekarang ini pembayaran tak kunjung dilakukan. Keterlambatan seperti harusnya bisa di evaluasi, bukan malah menjadi budaya tahunan di tubuh bagian sosial. Kami bahkan di kejar-kejar oleh pemilik rumah yang menanyakan pembayaran rumahnya. Saya rasa ini memang kekeliruan bagian sosial dalam hal ini seperti terlalu santai, dan kebiasaannya memang suka terlambat, pungkas rasyid.

Ketua HIPMA-KT Cab. Bandung, Arie Indra, juga menyampaikan bahwa, Setiap tahun Bagian Sosial PEMKAB Kutai Timur alasannya selalu Defisit Anggaran. Harusnya kebutuhan atau kepentingan mahasiswa lebih diutamakan, lebih di prioritaskan! Kalau sudah terlambat bayar seperti ini apalagi sampai terjadi pengusiran kami mau tinggal dimana? , pungkasnya. (rilis)