Berita PilihanKaltimRagam

Anak Muda di BUMN Hingga TK2D Bangga Akan Batik Indonesia

243
×

Anak Muda di BUMN Hingga TK2D Bangga Akan Batik Indonesia

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Batik Indonesia memiliki keragaman motif dan warna yang bersumber dari berbagai belahan daerah nusantara, sehingga wajar kemudian pada 2009 lalu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation (UNESCO) menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Lantas kemudian ditindak-lanjuti oleh Pemerintah Indonesia dengan menetapkan setiap tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Pertanyaanya? Apakah pemakaian batik pada hari ini Rabu (2/10) dikenakan oleh anak-anak muda di Sangatta, atau jangan-jangan hanya menjadi acara seremonia ditingkatan Provinsi maupun Ibukota Jakarta saja. Maka kali ini wartakutim.co.id, berkeliling untuk melihat pemakaian batik dikalangan anak-anak muda yang bekerja di BUMN hingga Tenaga Kerja Kontrak Daerah (TK2D) dilingkungan Pemkab Kutim.

Kemana lagi kita mengechek salah-satu anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina, kalau tidak ke PT Pertamina EP Asset 5 Sangatta Field yang ada di Sangatta Selatan. Ternyata anak-anak muda dari berbagai daerah di Indonesia, yang bekerja di perusahaan eksplorasi minyak milik negara tersebut nampak mengenakan baju batik dengan berbagai macam motif menarik.

Walaupun kantor tempat mereka bekerja lokasinya sedikit jauh dari Ibukota Kabupaten Kutim, mereka mengenakan kain batik yang dipoles menjadi pakaian modern. Seperti diungkapkan oleh Dukut Wahyu Nugroho yang berposisi sebagai Relations & Formalities Staff PT Pertamina EP Asset 5. Batik adalah cerminan budaya bangsa, dengan ciri khas identitas dan sejarah dari tiap-tiap daerah, sehingga ada kebanggaan tersendiri saat mengenakan baju batik.

“Kami anak-anak muda yang bekerja di PT Pertamina EP Asset 5 Sangatta Field bangga mengenakan batik yang merupakan warisan budaya Indonesia. Mengenakan batik tentu sama dengan turut-serta menjaga warisan budaya yang diciptakan oleh nenek moyang kita. Entah itu batik tulis maupun juga batik cap atau stempel,” ungkapnya bangga.

Batik juga dikenakan dengan bangga oleh anak-anak muda yang bekerja sebagai TK2D dilingkungan Pemkab Kutim, seperti yang diterangkan oleh Arpianor Hidayah dan Fadli, keduanya merupakan staf di salah-satu bagian dari Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kutim. Walaupun pada tiap hari kamis ada kewajiban penggunaan batik sebagai pakaian kerja, namun untuk Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini, tidak menyurutkan semangat dan kebanggan mereka mengenakan batik.

Arpianor Hidayah menyebutkan bahwa penggunaan batik harus digalakkan, mengingat ada pengalaman masa lalu dimana batik sempat diklaim sebagai budaya negara jiran atau tetangga kita Malaysia. Beruntung melalui perjuangan panjang, akhirnya pihak UNESCO menetapkan batik sebagai budaya asli Indonesia. “Jangan sampai ada kejadian budaya kita diklaim oleh negara lain, sebagai anak bangsa tentu kita harus bangga dan mengunakan batik sebagai citra diri,” pungkasnya.

Adapun Fadli, lelaki yang pernah mewakili Provinsi Kalimantan Timur dalam ajang Bintang Radio 2016 dan juga jebolan DMD MNCTV. Mengatakan bahwa dirinya saat tampil dalam ajang lomba maupun acara off air dan live, kebanyakan mengenakan baju batik yang dipadu dengan modis modern. Hal ini berkenaan dengan makin banyaknya acara resmi maupun tidak resmi, yang para tamu undangan hingga penyelenggaranya mengenakan baju batik sebagai baju utama.

“Batik telah jadi baju yang amat meng-Indonesia, dengan kata lain tidak ada keraguan untuk memakainya. Karena batik tidak lagi identitik dengan budaya lama atau kuno, namun telah jadi budaya kekinian, dan saya bangga kok mengenakan batik hingga saat ini. Baik saat bekerja di kantor, maupun saat tampil untuk bernyanyi,” jelasnya. (Arso)