Berita PilihanFeaturedKisah

Perjuangan Daini Reza Fadhila Melawan Kanker Otak Stadium 4

350
×

Perjuangan Daini Reza Fadhila Melawan Kanker Otak Stadium 4

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Bermula dari sakit kepala yang berkepanjangan dan tak kunjung sembuh, tepatnya seusai melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada pertengahan 2018 lalu. Daini Reza Fadhila atau yang kerap disapa Daikun, akhirnya tak bisa melawan kesakitan yang tak henti-hentinya menusuk kepala. Ia harus terbaring lemas di rumah tak lama setelah Tahun Baru 2019 usai, bahkan orang tuanya tak mengetahui jika pria dewasa ini dalam keadaan sakit parah.

Sembari tersenyum Daini mengakui jika ia enggan merepotkan dan membuat orang tuanya panik, jika mengetahui apa yang dirasakannya sejak satu setengah tahun lalu itu. “Aku nggak mau merepotkan siapapun, pada saat itu,” terangnya saat ditemuu di kediaman orang tuanya.

Melihat kondisi anaknya tidak kunjung pulih, Elly Tresnawati ibu dari anak lelaki yang baik ini. Memutuskan membawa Daini segera ke Rumah Sakit, untuk melakukan sejumlah pemeriksaan. Hasilnya diawal jelas-jelas membuat Sang Ibu hanya bisa terdiam, namun terus-menerus berusaha berjuang bersama anaknya.

“Sejumlah cairan ada didalam kepalanya, itu yang menyebabkan pembengkakan,” terang Elly sembarin memandang manja pada anaknya.

Keluar masuk Rumah Sakit Umum Kudungga, adalah aktifitas yang dilakukan oleh Daikun alias Daini yang diantar bersama orang tuanya. Hingga Februari lalu, aktifitas tersebut tidak juga membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Lantas pria ini kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie Samarinda, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Memasuki pertengahan April, diiringi kicauan burung-burung kecil yang berterberangan, dan sesekali hinggap diatap RSU AW. Syahranie, sesudah Daini melaksanakan serangkaian observasi dan menjalani operasi mulut. Dokter kemudian menerangkan kepada kedua orang tuanya yakni Elly dan M. Amin, bahwa anak mereka terkena kanker otak stadium 4.

Muhammad Amin, jelas amat terpukul mendengar perihal ini. Sebagai seorang Camat yang memimpin Kecamatan Kaubun, di Kutai Timur. Persoalan mengenai memimpin dan mengelola masyarakat dengan menggerakkan tiap-tiap program Pemerintah Kabupaten Kutai Timur. Adalah hal-hal yang biasa dia hadapi, dengan lapang dada dan penuh tanggung jawab. Namun mendengar apa yang terjadi pada anak lelakinya, membuat ia tak kuasa mendengar apa yang jadi pernyataan dokter di RSU AW. Syahranie. Air mata tak menetes, pria tua itu tetap berusaha tegar.

“Bapak tidak mau temu perawat yang biasa menemani Daini Reza Fadhila, dari sebelum operasi hingga usai operasi. Saat bertemupun, Ia hanya berkata pada dokter dan perawat agar memberikan yang terbaik untuk anaknya tersebut,” ungkap Ibunya.

Daini alias Daikun tetap bersemangat berjuang untuk hidup hingga saat ini. Anak kedua dari tiga bersaudara tersebut menerima kenyataan itu dengan lapang dada. Ia tetap pemuda yang mau berbagi dengan kawan-kawannya, tentang bagaimana hidup untuk berjuang melawan kanker dan tetap tersenyum bahagia.

Mahasiswa STIE Nusantara Sangatta tersebut, terus-menerus menjalani berbagai upaya pengobatan. Dorongan terbesarnya untuk tetap kuat, adalah dukungan moril dan doa dari kedua orang tua, keluarga dan kerabat, serta kawan-kawan karibnya. Hal ini jelas membantunya dalam proses pengobatan. “Dukungan itu penting, dan memberikan dorongan semangat. Apalagi dari keluarga atau teman”, ungkap Daikun. (Jn/Ars)