Berita PilihanEkonomiRagam

Ini Neraca Ketersedian Pangan di Kutai Timur – Masyarakat Jangan Panik

446
×

Ini Neraca Ketersedian Pangan di Kutai Timur – Masyarakat Jangan Panik

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Masyarakat Kutai Timur tidak perlu mengkhawatirkan ketersediaan bahan pangan di daerah ini, termasuk pula ramainya isu mengenai gula pasir yang dikabarkan telah menipis persediaanya di pasar-pasar tradisional maupun mini market. Karena dari data yang dikoordinakasikan oleh Disperindag Kutim, ketersediaan gula pasir mencapai angka 96 ton. Dengan hitung-hitungan konsumsi perkapita/minggu sebesar 0,18 ton dan kebutuhan mingguan mencapai 70,05 ton, maka masih ada stok sebesar 26 ton di Kutim.

Dalam rapat yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Ketahanan Pangan, yang berlangsung di ruang rapat Disperindag pada Selasa (24/3/2020). Dipaparkan mengenai neraca ketersediaan pangan di Kutai Timur dengan memperlihatkan data produksi maupun data stok barang kebutuhan pokok di daerah ini.

Kadisperindag Zaini menerangkan bahwa pembahasan yang dilakukan dua instansi yang berkaitan erat dengan keamanan ketahanan ketersedian bahan pokok di Kutim, hingga minggu ketiga di bulan Maret 2020. Dimana dua belas item bahan pokok kondisinya aman terkendali, sehingga dengan adanya pemaparan ini warga tidak perlu khawatir dan pedagang tidak boleh seenaknya menaikkan harga pada item-item yang disebutkan.

“Mulai dari beras (premium, medium, termurah) untuk produksi mencapai angka 561,19 ton dengan stok sebanyak 584 ton dan jumlah total 1.145,19 ton, dimana neraca kebutuhan dalam perminggunya 569,01 ton maka masih ada stok cadangan sebesar 576,18 ton,” jelasnya

Lebih jauh dijelaskan oleh Kadis Ketahanan Pangan Sumarjana, salah-satu tugas dinasnya adalah untuk menyampaikan ketersedian pangan di daerah. Berbicara ketersedian pangan tidak hanya bicara soal ketersedian stok pangan dipasaran, namun juga soal ketersedian produksi bahan pangan tersebut. Data-data produksi didapatkan dari Dinas Pertanian dan data stok tentu dari Disperindag. Selanjutnya kemudian dihitung berdasarkan neraca kebutuhan pangan perkapita perminggu, dan kemudian dikalikan dengan jumlah penduduk secara keseluruhan dan didapatkan kemudian kebutuhan penduduk secara keseluruhan perminggunya.

“Kita membahas 12 item kebutuhan pangan ada yang memang bisa diproduksi di wilayah kita sendiri, ada pula yang didatangkan dari daerah lain. Untuk tepung terigu jumlah ketersedian sebesar 46 ton, kebutuhan perminggu 28,23 ton dan masih ada surplus 17,77 ton. Untuk ketersedian sebesar 186,52 ton, kebutuhan perminggu 162 ton dan surplus sebesar 24,50 ton. Untuk cabai merah, keriting hingga besar, Kutim memiliki ketersedian sebesar 37,92 ton dengan surplus 8,67 ton. Untuk cabe rawit merah ketersedian mencapai 28,78 ton dan surplus 2,96 ton,” ungkap mantan Kepala Bappeda Kutim ini.

Adapun ketersedian bawang merah sebesar 26,78 ton dan surplus sebesar 1,94 ton, bawang putih ketersediannya sebesar 16,85 ton dan surplus 1,29 ton. Daging ayam ras ketersedian sebesar 75,81 ton dan surplus sebesar 4 ton. Daging sapi ketersediannya sebesar 20,05 ton dan surplus sebesar 2 ton, untuk minyak goreng ketersedian sebesar 86,40 ton dan surplus sebesar 1 ton. Dimana untuk telur ayam ras ketersedian mencapai 241,79 ton. (Adv)