BeritaOPINI

Deepfake? Ini Pengertian, Cara Kerja, hingga Cara Membedakannya dengan Konten Asli

273
×

Deepfake? Ini Pengertian, Cara Kerja, hingga Cara Membedakannya dengan Konten Asli

Sebarkan artikel ini

Wartakutim.co.id, Sangatta – Deepfake jadi salah satu fenomena merugikan yang menyasar para pengguna teknologi informasi yang terus berkembang. Kerugian tersebut biasanya bersifat bohong karena mengaburkan fakta yang sebenarnya. Di luar dari hal tersebut, apa itu deepfake sebenarnya?

Apa Itu Deepfake

Secara umum deepfake adalah bentuk artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat atau menciptakan objek visual baik berbentuk foto maupun video dengan penambahan audio yang menyerupai objek asli. Karena bersifat tiruan, maka konten yang dihasilkan dengan teknologi deepfake bisa dikatakan palsu.

Istilah deepfake sendiri menggunakan konsep deep learning yang dilakukan oleh AI hingga menghasilkan produk baru tiruan yang asli alias fake.

Penciptaan deepfake dilakukan dengan menggabungkan dua algoritma AI yang saling bertentangan, yang disebut dengan generator dan diskriminator.

Generator adalah alat yang mampu menciptakan produk multimedia. Alat tersebut akan meminta diskriminator untuk mempelajari apakah produk multimedia yang ada adalah asli atau palsu. Setelahnya mereka akan membentuk produk yang dinamakan dengan Generative Adversarial Network (GAN) yang juga termasuk AI. Tugasnya adalah untuk mencari kelemahan sekaligus melakukan penyempurnaan.

Diskriminator akan melakukan proses identifikasi produk visual yang ada. Jika ia mendeteksi produk visual tersebut palsu, maka ia akan mengumpulkan informasi penting yang bisa digunakan untuk memproduksi konten deepfake selanjutnya menggunakan GAN.

Cara Kerja Deepfake

Ada banyak cara untuk membuat deepfake mengingat banyak aplikasi yang tersedia meski dengan kualitas yang berbeda-beda pula. Namun secara umum, cara kerja deepfake adalah dengan menyediakan materi video seseorang atau target yang ingin ditiru.

Pembuat akan mengumpulkan berbagai klip video dari seseorang atau target sebanyak-banyaknya. Klip video yang dikumpulkan harus berhubungan dengan target. Setelah itu AI akan mempelajari target dengan mengumpulkan berbagai data, terutama yang berkaitan dengan visual dan audio.

Dari sinilah fungsi GAN, yakni mendeteksi, mengumpulkan data, memperbaiki, hingga menciptakan video deepfake yang hasilnya akan sangat menyerupai target aslinya.

Dalam proses penciptaannya, AI punya peran besar untuk menentukan bagaimana hasilnya. Sedangkan manusia hanya membantu mengumpulkan klip video yang dibutuhkan.

Contoh Konten Deepfake

Video deepfake banyak digunakan untuk beragam kepentingan, termasuk penciptaan konten hoax atau bohong. Contoh konten deepfake adalah yang dirilis oleh salah satu parpol Belgia yang pada 2018 silam mengunggah video Donald Trump saat menjadi presiden AS.

Dalam konten tersebut Donald Trump deepfake terlihat meminta pemerintah Belgia untuk tak berkontribusi dalam Persetujuan Paris terkait iklim dunia. Padahal di dunia nyata, Trump tak melakukan hal tersebut.

Konten deepfake juga dimanfaatkan dalam industri film seperti pada film Fast & Furious 7. Dalam film tersebut dihadirkan aktor Paul Walker yang sebenarnya telah meninggal dunia jauh sebelum film tersebut ditayangkan. Namun dengan adanya teknologi deepfake, Paul Walker berhasil dimunculkan sehingga seolah-olah aktor tersebut benar-benar masih hidup.

Cara Mendeteksi Video Deepfake atau Bukan

Meski sangat mirip dengan aslinya, konten video hasil deepfake tentu memiliki berbagai kelemahan yang bisa dilihat. Beberapa cara membedakan video deepfake adalah sebagai berikut.

Fokus pada Fisik Target

Pada dasarnya AI akan menciptakan objek tiruan dari seseorang. Namun konten yang dihasilkan tetap punya kelemahan. Anda bisa melihat warna kulit, rambut, atau ciri fisik lain.

Lihat Pencahayaan