Berita PilihanEkonomiKecamatan

Pendataan Komoditi Perkebunan untuk SDT-B dan Kelompok Tani Berbasis Aplikas

702
×

Pendataan Komoditi Perkebunan untuk SDT-B dan Kelompok Tani Berbasis Aplikas

Sebarkan artikel ini

Wartakutim.co.id, Samarinda – Rapat Koordinasi Teknis Bidang Prasarana dan Sarana dalam rangka “Pendataan Komoditi Perkebunan untuk SDT-B (Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya) dan Kelompok Tani Dengan Berbasis Aplikasi, pada Jum’at (3/11/2023) malam, di Hotel Aston Samarinda.

Merupakan perihal penting dalam menguatkan esensi-esensi dasar perkebunan rakyat Dengan kata lain kini masyarakat mampu menjadii mandiri, walau tidak melibatkan investasi perusahaan-perusahaan besar lewat PMA hingga PMDN). Ternyata masyarakat kini telah banyak memiliki area-area perkebunan yang diperkuat SDT-B (Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya).

Sekretaris Dinas Perkebunan (Disbun) Kabupaten Kutai Timur Abd Gani Sukkara, didampingi Kabid prasarana dan sarana perkebunan Ii Sumirat menerangkan jika terdapat 1.400 kelompok tani di Kutim yang harus dipilah-pilah. 

“Agar didapatkan mana-mana kelompok tani yang benar-benar fokus dibidang perkebunan. Sehingga data dilapangan nyata adanya, dan diinput pada aplikasi e-CPCL serta e-Proposal,” jelasnya.

Sehingga terhimpun dan tersimpan data secara digital, untuk setiap kelompok tani maupun pekebun mandiri dengan Tanda Tangan Elektronik (TTE) dalam pembuatan SDT-B maupun surat lainnya.

“Itulah pentingnya melibatkan Kades hingga PPl dalam kegiatan rakornis kali ini, terutama membantu perihal pendataan kelompok tani perkebunan dilapangan. Insya Allah data tersebut tidak akan hilang, membantu Disbun Kutim untuk membina kelompok tani kedepannya,” ungkapnya lebih jauh.

Pihak Disbun mengakui saat ini terjadi kesulitan dalam membantu petani perkebunan. Utamanya ketika mengajukan proposal bantuan. Dengan dasar itulah Bidang Prasarana dan Sarana Disbun Kutim mengadakan pendataan ulang, karena banyak petani yang terjun di perkebunan sawit dan ada pula petani di kecamatan-kecamatan yang masih menggeluti perkebunan kakao.

“Bantuan yang diminta kelompok tani untuk perkebunan kakao, yakni pencegahan penyakit. Sehingga ketika ada persoalan dilapangan terkait hama penyakit akan mudah dilakukan penanganannya. Kutim juga memiliki potensi pada komoditi perkebunan yakni kopi, itu layak untuk dikembangkan pula kedepannnya,” jelasnya. (Adv-War)