Berita

Sektor Pertanian Rakyat Muara Ancalong Terhambat Keasaman Tanah dan Banjir

279
×

Sektor Pertanian Rakyat Muara Ancalong Terhambat Keasaman Tanah dan Banjir

Sebarkan artikel ini

MUARA ANCLONG – Sektor pertanian rakyat di Kecamatan Muara Ancalong, Kabupaten Kutai Timur, terus menghadapi kendala serius yang menghambat produktivitas. Meskipun wilayah ini diyakini memiliki potensi agrikultur yang besar, realisasi di lapangan belum mampu mencapai hasil maksimal akibat faktor alam, terutama kondisi lahan dan cuaca yang tidak bersahabat.

Camat Muara Ancalong, Muh. Harun Al Rasyid, menjelaskan bahwa sebagian besar lahan pertanian di wilayahnya adalah lahan basah dengan tingkat keasaman (pH) tanah yang tinggi. Selain itu, permukaan tanah yang berbatu dan berpasir semakin memperburuk keadaan. “Sering kali gagal panen karena tanahnya tidak cocok dan lahan mudah tergenang saat banjir,” ujar Harun.

Karakteristik tanah yang tidak ideal ini menyebabkan komoditas tanaman pangan utama, seperti padi, sayuran, dan hortikultura lainnya, sulit untuk berkembang secara optimal. Ketidakstabilan kondisi tanah menjadi faktor utama yang menghambat kenaikan produksi pertanian rakyat

Berbanding terbalik dengan pertanian rakyat, sektor perkebunan justru menjadi penggerak perekonomian paling kuat di Muara Ancalong. Mayoritas perusahaan di kecamatan tersebut bergerak di industri kelapa sawit dan dinilai lebih siap menghadapi tantangan lingkungan.

Menurut Harun, perusahaan perkebunan sudah memiliki sistem irigasi dan pengaturan air yang memadai sehingga dampak banjir tidak begitu terasa. “Perusahaan lebih siap karena infrastruktur mereka jauh lebih lengkap,” ujarnya.

Meskipun pertanian rakyat mempunyai banyak keterbatasan, pemerintah kecamatan tetap berupaya membuka peluang peningkatan produksi. Salah satu langkah yang direncanakan adalah pembukaan areal persawahan baru di dua desa.

Saat ini, terdapat rencana ambisius untuk percetakan sawah baru seluas 500 hektare di Desa Klinjau Ilir, dan 50 hektare di Desa Teluk Baru yang akan difokuskan untuk pengembangan tanaman padi. Program tersebut masih dalam tahap perencanaan dan diharapkan mendapat dukungan teknis serta pendanaan dari Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur.

Harun berharap, pengembangan pertanian rakyat mendapat perhatian lebih serius dari pemerintah dan pihak swasta melalui pendampingan dan penyediaan teknologi yang sesuai. “Jika sektor pertanian bisa tumbuh, masyarakat tidak hanya bergantung pada perkebunan, tetapi juga memiliki sumber pendapatan lain yang berkelanjutan,” tutupnya. (Adv/Kominfo)