Berita PilihanRagam

SD 02 Filial Diisi 25 Murid, Belum Dibantu Disdik Kutim

160
×

SD 02 Filial Diisi 25 Murid, Belum Dibantu Disdik Kutim

Sebarkan artikel ini

Guru Tak Tahu Kadisdik, Murid Tidak Tau Bupatinya

Sangatta, Warta Kutim – Meski resmi menjalankan proses belajar mengajar untuk 25 anak didik, Sekolah Dasar 002 Filial tidak pernah menerima bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.

Sekolah yang berlokasi di Dusun Segading Desa Keraitan, Kecamatan Bengalon ini pun kondisinya memprihatinkan. Ruang belajar hanya 2 lokal dengan dua tenaga pendidik berstatus sukarelawan.

“Kami cuma berdua pak,” ungkap Hatika, salah seorang pengajar di SD 002 Filial, saat ditemui media ini, Kamis 24/4.

Hatika mengatakan, sekolah itu tidak hanya butuh tambahan tenaga pengajar. Lokal belajar pun perlu ditambah, karena hanya ada dua untuk 4 kelompok belajar. Yakni Kelas 1, 2, 3 dan 4 yang terpaksa digabung. “Kami juga masih perlu sarana dan prasarana agar proses belajar mengajar jadi lebih baik,” harapnya.

Dijelaskannya, 25 murid yang terdiri dari empat kelompok belajar harus dibagi dalam dua lokal. Kelas 1 dan 2 digabung dalam satu ruang, demikian juga murid kelas 3 dan 4. Hatika dan M Firyanto, rekan guru sukarelawan di SD 002 Filial, terpaksa mengatur waktu mengajar secara bergantian.

Tidak jarang keduanya bingung dan kewalahan mengatur jadwal dan topik mengajarnya. Firyanto mengaku pemerintah melalui Dinas Pendidikan, sama sekali tidak memperhatikan sekolah tersebut. Termasuk guru-guru di daerah terpencil atau pelosok.

Begitu juga kebutuhan sarana dan prasarana yang kurang menunjang serta tenaga pengajar. “Selama ini belum pernah datang ke sini orang dari dinas pendidikan untuk melihat kondisi kami. Mereka perlu tahu, apakah sudah layak atau tidak proses belajar mengajar disini,” kata kepada wartawan.

Bentuk bantuan yang belum pernah diterima, imbuh Firyanto, termasuk dana Bantuan Operasional Sekolah dan BOS Daerah. Saat ingin mengajukan bantuan ke disdik, mereka mengaku tidak tahu dimana kantor Disdik Kutim.

“Cuma dari perusahaan terdekat dan PT Kaltim Prima Coal yang pernah membantu bangun gedung sekolah, kursi dan buku-buku,” ujarnya.

Ia berharap Pemkab Kutim bisa memperhatikan sekolah mereka dan sekolah lainnya yang berada di pelosok desa. Agar sekolah-sekolah itu tidak tergantung pada bantuan perusahaan.

“Bupati itu bapak Isran Noor. Cuma saya tidak tahu siapa wakil bupati dan kepala dinas pendidikan,” sahut Firyanto, saat ditanya nama-nama pejabat Pemkab Kutim.

(wal)

Editor : Sonny Lee Hutagalung

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.