Safaruddin sendiri mengaku sangat senang bisa bertemu dengan para sesepuh warga suku Dayak. Jika akhirnya menjatuhkan pilihan ke paslon nomor 4, menurut mantan Kapolda Kaltim ini, hal tersebut mencerminkan sikap rasional dari tokoh-tokoh warga Dayak.
“Kalau selama ini bapak hanya melihat saya di baliho, sekarang bisa ketemu secara langsung,” ujar Safaruddin kepada para tokoh dayak itu.
Suasana silaturahim berlangsung penuh keakraban, dimana berbagai keluhan mereka satu persatu disampaikan kepada mantan Kapolda Kaltim ini agar kelak apabila menjadi pemimpin di Benua Etam bisa ditindaklanjuti.
Dari berbagai permasalahan itu, ada dua yang utama disampaikan mereka kepada Safaruddin. Pertama soal aktifitas tambang batubara yang kerap merusak lahan mereka dan lingkungan. Kedua soal kebun sawit plasma, dimana masyarakat sekitar kurang mendapat manfaat dengan adanya kebun kelapa sawit tersebut.
Menanggapi hal ini, Safaruddin berjanji akan mencarikan solusi terbaik atas permasalahan tersebut. Menurutnya perusahaan tambang batubara tidak bisa dibiarkan merusak lingkungan apalagi sampai mengusik lahan warga.
“Kita harus duduk satu meja untuk mencarikan solusinya. Saya pikir masyarakat tidak boleh lagi jadi penonton,” tegas Safaruddin.
Dalam masalah ini kata Safaruddin, masyarakat harus menikmati yang namanya pembangunan. Perusahaan harusnya bisa sejalan dengan warga sekitar. Jangan malah sebaliknya mengambil keuntungan sementara masyarakat tidak dapat manfaat dari keberadaannya.
Perusahaan boleh saja dibela tapi masyarakat juga harus diperhatikan,” ujarnya lebih lanjut.#4TimMedia