“Iya, kita paham. Saya kuatir masalahnya di hulu. Kalau di hulu hutannya sudah habis, maka debit airnya bakal perpengaruh dan kemampuan untuk mengairi lahan pertanian juga berpengaruh. Pertanyaan saya, apa yang bapak rencanakan untuk konservasi di hulu?
Rusmadi yang juga pakar ekonomi pertanian lulusan S3 Bidang Ekonomi Produksi dan Manajemen Pertanian dari Universitas Los Banos, Filipina, dengan tangkas menjawab bahwa terkait dengan kegiatan pertanian, mau tidak mau lahan pertanian harus kita konservasi.
“Pertama hutan di daerah hulu harus dikonservasi, kalau kita bicara pertanian, bagaimanapun juga kita bicara ekosistim. Terutama padi sawah itu kan kuncinya di air. Kalau di hulunya lahan terbuka, sudah pasti tidak cukup air,” ujarnya.
“Tetapi saya menyadari, swasembada pangan ini adalah pertaruhan bagi kalimantan timur, karena potensi lahannya yang luas. Saya kebetulan mantan Kepala Bappeda Kalimantan Timur, jadi kami identifikasi ada 214 ribu hektar lahan yang bisa kita manfaatkan untuk lahan pertanian. Tapi memang tantangannya adalah masih terbukanya lahan-lahan untuk eksploitasi tambang batubara.
Pertanyaan ketiga diarahkan kepada Cawagub Safaruddin. Bustanul Arifin memulai dengan menjelaskan bahwa sekarang dia menuju persoalan di sebelah hilir.
“Saya baru baca laporan ini ternyata harga beras sangat mahal. Mencapai Rp13 ribu per kilogram dengan kondisi beras yang kurang baik. Apa memang ada pemain-pemain yang nakal? Karena Bapak mantan Kapolda, mengetahui apakah ada penimbunan mungkin sehingga harga beras jadi tinggi?
Irjen Pol (Purn) Safaruddin langsung menyambar. Menurutnya, dalam situasi sekarang ini, memasuki bulan puasa maupun lebaran, ini menjadi kesempatan pedagang-pedagang memainkan harga. Karena Kaltim itu kan kebutuhan Sembakonya masih mendatangkan beras dari luar pulau. Jadi itu kemungkinan terjadinya.
Menurut Safaruddin, tahun lalu ketika masih menjabat Kapolda Kaltim, harga beras normal saja. “Karena kami waktu itu diberi tugas sebagai Satgas pangan, jadi tiap hari Kasatserse di Polres itu mendatangi gudang-gudang beras milik pedagang. Kalau di pasar ada kenaikan harga, dan di gudang beras menumpuk, berarti ada penimbunan. Tapi waktu itu distribusi berjalan baik,” ujarnya.
“Tapi ada juga faktor lain yang membuat harga beras di Kalimantan Timur melonjak. Kalau kondisi alam tidak menguntungkan, ombak besar. Jadi, kapal-kapal kecil tidak bisa mengangkut Sembako ke Kaltim. Hanya kapal besar. Dan itu sangat berpengaruh terhadap harga beras. Itu sebabnya, kita harus swasembada pangan,” ujarnya.
Memasuk pertanyaan keempat, Bustanll kembali ke Cagub Rusmadi: “Pengangguran terbuka ada penurunan. Tapi, setelah saya bedah lagi pengangguran anak-anak tamat SMA dan Perguruan Tinggi masih sangat besar. Apa upaya menanggulangi hal ini. Apa ada resp khusus, karena mereka adalah generasi milenial harapan bangsa?
Rusmadi yang mengenakan baju merah menegaskan, program generasi milenial ini masa depan bangsa. “Kami sudah mempersiapkan program untuk mereka. Kita mendorong anak-anak muda untuk berwirausaha melalui kegiatan-kegiatan ekonomi kreatif. Bukan saja soal permodalan dengan suku bunga rendah dan tanpa jaminan yang kita sediakan, Kita juga memprogram menyediakan 5000 wifi, karena anak muda ini membutuhkan teknologi dan wifi,” ujarnya seraya menambahkan peluang-peluang itu harus didoroang dengan mengedepankan knowledge dan inovasi terknologi kita berikan ruang untuk mereka.
Cawagub Safaruddin kemudian menambahkan, pihaknya punya program ekonomi kreatif. “Ini suatu keahliah, punya bakat dengan sentuhan teknologi. Semua yang terlibat kita siapkan anak-anak muda ke depan. Harus ada bimbingan, umpamanya desainer, design grafis, kesenian, seni budaya, handicraf, dan semua harus diberikan bimbingan dari pemerintah. Kemudian juga kita harus berusaha mencari jalan bagaimana memasarkan hasil-hasil ekonomi kratif itu. Ada tempat sentra ekonomi UKM, untuk ikut memasarkan, ikut pameran dan online,” ujar alumni Lemhanas itu. #4TimMedia