SANGATTA – Keputusan untuk melakukan pencegahan Covid-19 (corona) diterapkan dengan seksama oleh pihak Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Kutim hingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Sangatta, dengan mengeluarkan pengumuman menyeluruh untuk menindaklanjuti Surat Edaran Bupati Ismunandar pada beberapa waktu lalu.
Ketua Stiper Kutim Prof. Dr. Ir. Juraemi, M.Si bahkan mengeluarkan edaran yang tidak saja menindaklanjuti Surat Edaran Bupati Nomor 180/16/HK.PPU/III/2020, namun juga menindaklanjuti Surat Sekretaris Jendral an. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35492/A.A5/HK/2020.
“Perkuliahan offline di kampus untuk sementara waktu dengan meniadakan perkuliahan sejak 17 Maret lalu hingga 30 Maret lalu. Sebagai gantinya akan dilakukan secara online dengan media daring. Tak hanya itu saja, staf dan karyawan kami diliburkan pula,” jelasnya,
Bahkan Stiper Kutim akan melakukan evaluasi kembali usai proses perkuliahan diliburkan pada 30 Maret 2020 mendatang, hal tersebut akan dipertimbangkan kembali dengan meilihat situasi yang ada.
Sementara itu Direktur RSUD Kudungga Sangatta dr. Anik Istiyandari melalui Kabid Pelayanan Medik dan Keperawatan dr. Muhammad Yusuf, MARS dalam pengumumannya terkait pengunjung pasien, agar demi upaya pencegahan Covid-19, pihaknya menerapkan beberapa langkah.
Mulai 18 Maret lalu menerapkan langkah bahwa pasien rawat inap tidak boleh dibesuk, pasien hanya boleh ditunggu maksimal oleh 2 orang keluarga. Security juga melakukan skrining kesehatan (pemeriksaan suhu badan, red), dan penunggu yang sehat akan diberikan kartu identitas penunggu. Adapun untuk pendamping pasien rawat jalan dan IGD maksimal hanya satu orang.
“Akses keluar masuk pasien untuk rawat jalan melalui pintu gedung utama poliklinik rawat jalan, untuk rawat inap aksesnya melalui pintu utama ruang rawat inap Ruby, kecuali untuk ruang Safir dan Berlian. Selain itu anak dibawah umur 12 tahun,tidak diperbolehkan masuk area rawat inap,” ujarnya lebih jauh.
Sementara itu Sigit, salah-satu mahasiswa Stiper Kutim mengaku jika kini perkuliahan dilakukan secara daring. Ia dan kawan-kawannya tetap melakukan proses perkuliahan walau tidak harus ke kampus seperti biasanya.
“Kami tergabung dalam grup whatsapp, tentu dari situ semua mata kuliah tetap diajarkan oleh dosen dengan tematik bahan perkuliahan. Tentu penugasan menjadi lebih banyak, agar kami mahasiswa-mahasiswi benar-benar mengerjakan hasil perkuliahan lewat daring. Pengiriman tugas lewat email,” ungkap mahasiswa Prodi Agroteknologi di Stiper Kutim ini. (Adv)