Berita PilihanNasionalRagam

Konflik Berkepanjangan antara Gajah Liar Sumatera dan Penduduk Aceh Jaya Butuh Penanganan Cepat

518
×

Konflik Berkepanjangan antara Gajah Liar Sumatera dan Penduduk Aceh Jaya Butuh Penanganan Cepat

Sebarkan artikel ini

Wartakutim.co.id, Banda Aceh – Sengketa antara gajah liar Sumatera dan warga di Kabupaten Aceh Jaya masih belum terselesaikan, dan dibutuhkan tindakan segera untuk mengurangi tingkat konflik yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

“Konflik gajah liar hampir setiap bulan terjadi di Aceh Jaya, dan bahkan dalam satu bulan bisa beberapa kali gangguan gajah liar di banyak titik,” kata Koordinator Conservation Response Unit (CRU) Sampoiniet Samsul Rizal saat dihubungi dari Banda Aceh, Sabtu (19/8/2023).

Baru-baru ini, Rizal mengatakan, pihaknya baru melakukan patroli dan mitigasi konflik satwa liar gajah yang mengobrak-abrik perkebunan penduduk di Desa Meudang Ghon, Kecamatan Indra Jaya, Aceh Jaya.

Di kawasan itu, lanjut dia, ada empat ekor gajah liar sumatera di antaranya satu ekor gajah jantan dan tiga ekor gajah betina, dan merusak tanaman palawija milik masyarakat. Peristiwa ini bukan pertama kali, tetapi sudah berulang kali sejak bertahun-tahun.

“Sasarannya ya tanaman masyarakat, palawija, pepaya, pisang, kacang-kacangan kelapa, kalau kepala sawit sudah pasti ya,” ujarnya.

Memang, dia menambahkan, ada tiga kecamatan di Aceh Jaya yang menjadi area jelajah empat ekor satwa bertubuh besar itu, di antaranya Kecamatan Indra Jaya, Kecamatan Jaya, dan Kecamatan Sampoiniet.

Gangguan yang terjadi akibat gajah liar itu akan intensif terjadi apabila kawanan gajah sudah berada di seputar hutan Area Penggunaan Lain (APL) yang berdampingan dengan area perkebunan warga.

“Dan yang paling rentan terjadi konflik itu di titik Kecamatan Indra Jaya. Jadi hampir semua desa ada persoalan dengan gajah liar ini,” ujarnya.