OPINI – Sekolah Tinggi Merupakan Gerbang Pemuda-Mahasiswa dan mahasiswi, Menuju Dunia Pendidikan yang berpengetahuan sekaligus Menjadi Jembatan untuk mengaktifkan kesadaran yang teoritis terhadap realita Sosial.
Sekolah Tinggi juga merupakan tempat Romantis untuk beternak ilmu pengetahuan demi melahirkan Generasi cita-cita bangsa, sebagaimana perintah pertama dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia: “Cerdaskan Kehidupan bangsa dan Sejahterakan Fakir Miskin”.
Upaya pembangunan infrastruktur di Kutim atau Pengembangan Wilayah Dan Intergrasi Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan. Dan Pelayanan dasar Masyarakat secara proporsional dan merata. Merupakan Misi dan Visi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam menata Kutai Timur Sejahtera Untuk Semua.
Terlepas dari Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, STAIS Sangatta Merupakan Satu-satunya Perguruan Tinggi Yang ada di Kabupaten Kutai Timur, Sangat membutuhkan Suport penuh dari Pemerintah Daerah dalam meningkatkan Kegiatan operasional kampus dan sumber daya mahasiswa.
Mengawal penuntasan fasilitas kampus dan Penuntasan Pembangunan akses jalanan Kampus STAI_Sangatta, Sebagai Pendukung besar Peningkatan Sumber Daya Manusia. Sudah sekian Musim Menjadi tanda-tanya di kalangan Mahasiswa, Bahkan menuai banyak kritikan dari Mahasiswa itu sendiri, Baik kritikan secara lisan maupun kritikan dalam bentuk Tulisan. Terkait Pembangunan, Fasilitas Kampus Maupun Transparansi pengelolaan Dana STAI Sangatta yang sampai saat ini masih menjadi bumerang. Sehingga melahirkan Problem yang tidak pernah selesai dari tahun ke tahun.
Miris, Kondisi STAIS-Sangatta Yang berdiri di Kota Tambang itu. Tidak seromantis dan Seindah apa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa, Dan para mahasiswa yang masih memiliki kesadaran.
Pendidikan yang seharusnya membebaskan, Pendidikan yang seharusnya memanusiakan, Terjebak dalam permasalahan yang tak kunjung Usai. Mau tidak mau Mahasiswa STAI Sangatta harus mereguk Minuman iblis yang pahit, Melihat Kondisi akses jalan kampus STAI Sangatta Hari ini. Becek sepanjang jalan menuju kelas. Ditambah lagi pemandangan Belukar yang harus menjadi santapan mata mahasiswa sepanjang hari di kampus.
Nahasnya hal ini terjadi di tengah-tengah Besarnya anggaran APBD Kutai Timur. Sebagaimana yang kita ketahui, Dalam Rapat paripurna yang di pimpin langsung oleh Ketua DPRD Kutim Joni dan dihadiri sebanyak 21 Anggota DPRD Kutim, serta sejumlah kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman menyampaikan bahwa mengenai rancangan perubahan KUA dan rancangan perubahan PPAS, APBD Kutim Tahun Anggaran 2023 pihaknya memproyeksikan peningkatan pendapatan daerah sebesar Rp 7, 4 Triliun. “Peningkatan Pendapatan Daerah jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya, peningkatan tersebut mencapai 79,36 % dari angka proyeksi sebelumnya yang sebesar Rp 5,9 Triliun menjadi Rp 7,41 Triliun,” Kata Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman.
Secara bersamaan, Keseluruhan Dana hibah yang dialokasikan Pemkab Tahun ini mencapai Rp 50,6 milyar, yang kemudian disalurkan ke 47 Organisasi, Lembaga dan juga yayasan.Sebagaimana Surat Putusan Bupati Kutai Timur tentang penetapan penerima dana Hibah dan Besarnya di Kutai Timur, Yang diterbitkan tepat pada tanggal 17 Februari 2023, tercatat Yayasan Pendidikan Kutai Timur (YPKT) menerima Rp 9 milyar. Dari berbagai sumber yang didapatkan STAIS Sangatta Menerima dana Hibah Sebesar Rp 7 milyar di tahun ini.
Namun sampai hari ini Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta masih saja terbebani oleh buruknya akses jalan maupun kelengkapan fasilitas Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta tak kunjung terbenahi dari tahun ke tahun.
Dengan demikian, disadari atau tidak, kenyataan ini berdampak besar terhadap Mahasiswa dan perkembangan pendidikan perguruan tinggi hari ini. Bahkan kondisi ini pun berdampak pada Citra Kampus itu sendiri di mata masyarakat Kutai Timur. Tak hanya itu Kondisi pendidikan yang dibiarkan terus-menerus seperti ini akan berdampak besar pada citra pemerintah Indonesia itu sendiri di mata dunia.