Berita

Dokumentasi Berbasis Sains: Bupati Ardiansyah Tegaskan Riset Ilmiah Wajib Jadi Fondasi Pelestarian Budaya Kutim

209
×

Dokumentasi Berbasis Sains: Bupati Ardiansyah Tegaskan Riset Ilmiah Wajib Jadi Fondasi Pelestarian Budaya Kutim

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Bupati Kutai Timur (Kutim) Ardiansyah Sulaiman secara resmi membuka Festival Magic Land 2025 di Polder Ilham Maulana, Jumat (14/11/2025). Dalam kesempatan tersebut, Bupati menegaskan bahwa upaya pelestarian sejarah dan budaya daerah harus didukung oleh pendekatan riset yang intensif, bukan sekadar kegiatan seremonial.

Ardiansyah menekankan bahwa fondasi ilmiah yang kuat adalah prasyarat mutlak untuk dokumentasi budaya yang akuntabel. Pemerintah daerah, lanjutnya, telah memberikan instruksi agar temuan-temuan penelitian terbaru dimanfaatkan secara maksimal, termasuk hasil studi dari ilmuwan Prancis dan tim Institut Teknologi Bandung (ITB), yang telah melakukan riset di Kutim.

Bupati Kutim tersebut menyerukan agar proses penggalian dan pencatatan sejarah di Kutai Timur tidak boleh berhenti dan harus terus didorong melalui jalur akademik. “Ini momentum penting. Dalam beberapa tahun ke depan kita berharap ada karya ilmiah dan catatan budaya yang menjadi rujukan Nusantara,” tegasnya di hadapan para pengunjung festival.

Selain menyoroti riset, Ardiansyah juga mendorong pemanfaatan teknologi dalam upaya pelestarian budaya. Ia menyampaikan bahwa digitalisasi membuka ruang dokumentasi yang lebih luas, sekaligus memperbesar peluang generasi muda untuk terlibat aktif.

“Jangan sampai kemajuan teknologi, termasuk AI, membuat kita takut berkreativitas. Justru itu peluang bagi anak muda untuk menunjukkan karya terbaiknya,” katanya.

Ardiansyah menilai bahwa perpaduan antara riset ilmiah dan kreativitas digital dapat menghasilkan dokumentasi budaya yang lebih kaya dan berkelanjutan. Upaya ini diyakini akan memperkuat identitas Kutai Timur di tengah arus perubahan zaman yang semakin cepat.

Festival Magic Land 2025 pun disebut sebagai titik pertemuan antara tradisi dan inovasi, sekaligus momentum untuk memperluas ruang pengetahuan mengenai sejarah Kutai Timur. Pemerintah berharap kegiatan budaya dapat terus bertransformasi menjadi wahana penguatan riset dan dokumentasi budaya secara berkelanjutan. (adv)