SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pariwisata (Dispar) telah menunjuk Pulau Miang sebagai destinasi fokus utama dalam rencana pengembangan sektor pariwisata tahun 2025. Penunjukan ini didasari oleh daya tarik alamiah yang kuat dan potensi besar pulau tersebut untuk menjadi katalis penggerak ekonomi lokal, asalkan didukung oleh infrastruktur yang memadai.
Namun, Kepala Dispar Kutim, Nurullah, mengindikasikan bahwa pembangunan fasilitas kunci yang telah disiapkan untuk destinasi tersebut harus dilakukan secara bertahap dan tidak dapat diselesaikan sekaligus. Ia menjelaskan bahwa langkah ini merupakan dampak langsung dari kebijakan efisiensi anggaran daerah yang diterapkan untuk tahun mendatang. Kondisi tersebut memaksa sejumlah rencana pembangunan, seperti panggung terbuka permanen dan dermaga ulin, harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah.
“Pulau Miang memang kita jadikan prioritas untuk tahun depan. Ada kertak ulin dan panggung terbuka permanen yang akan dibangun. Tapi karena efisiensi, realisasinya harus bertahap,” ujar Nurullah saat ditemui di Hotel Royal Victoria, Senin (24/11/2024).
ah satu fasilitas vital yang mengalami penundaan realisasi adalah pembangunan panggung terbuka permanen. Menurut Nurullah, proyek panggung tersebut diperkirakan membutuhkan alokasi dana yang cukup besar, yakni mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Meskipun usulan tersebut sudah diajukan dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, realisasinya harus tertunda sementara waktu karena adanya penyesuaian belanja daerah secara menyeluruh. “Nilainya di atas Rp1 miliar. Sudah pernah kita ajukan, tapi tertunda. Akan kita usulkan lagi tahun depan,” jelasnya.
Dalam rencana jangka panjang Dispar, pembangunan fasilitas di Pulau Miang diproyeksikan berlangsung bertahap hingga tahun 2029. Target ini diselaraskan dengan masa jabatan bupati, sekaligus untuk memastikan bahwa seluruh fasilitas yang dibangun dapat selesai secara komprehensif dan terintegrasi.
Pada tahap awal, pemerintah akan memprioritaskan kelengkapan akses, area publik, serta infrastruktur dasar yang bisa segera dimanfaatkan masyarakat dan wisatawan, sebelum pembangunan lanjutan dilakukan.
Nurullah menegaskan bahwa konsistensi menjadi kunci dalam pengembangan destinasi Pulau Miang. Ia berharap pembangunan yang dilakukan secara bertahap tetap mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar dan mendukung peningkatan kunjungan wisata di masa mendatang. “Kita targetkan bertahap sampai 2029. Yang penting konsisten, karena pembangunan ini jangka panjang,” terangnya.











