TELUK PANDAN – Kepala Desa Teluk Pandan, Andi Herman, menjadikan wilayahnya sebagai pilot proyek sukses integrasi program pembangunan daerah dengan inisiatif lokal.
Andi Herman memaparkan keberhasilannya menggabungkan program pencetakan lahan persawahan yang menjadi bagian dari 50 Program Prioritas Bupati dengan agenda unggulan desanya, pengembangan beras hitam (padi hitam). Komoditas baru ini ditargetkan menjadi penguat utama sektor pertanian desa.
Andi Herman menegaskan bahwa pengembangan beras hitam ini dilakukan secara ilmiah dan kolaboratif, bukan sekadar inisiatif coba-coba. Ia secara aktif menggandeng Dinas Pertanian Kutai Timur dan melibatkan sektor swasta besar, yaitu perusahaan PAMA dan Indominco, untuk melakukan penelitian kesesuaian lahan. Langkah ini diambil demi memastikan varietas padi hitam yang dipilih terbukti dapat tumbuh optimal di Teluk Pandan.
Lebih lanjut, Herman menyebut bahwa dampak dari kolaborasi tersebut terlihat nyata di seluruh area persawahan desa. Lahan sawah yang selama ini juga berfungsi sebagai “wisata sawah” kini telah ditanami sepenuhnya dengan padi hitam, menandakan keberhasilan riset yang memastikan komoditas baru tersebut dapat tumbuh dengan baik di lahan milik warga.
Herman menyebutkan, total lahan persawahan yang kini ditanami beras hitam seluas 7 hektar. Program ini merupakan bagian dari keseluruhan lahan persawahan seluas 20 hektar lebih yang merupakan inisiatif dari program Bupati Kutim melalui Dinas Pertanian.
“Dampaknya terlihat nyata, di mana seluruh area persawahan di desa yang juga dikenal sebagai wisata sawah, kini sepenuhnya dengan padi hitam semua dan bisa tumbuh baik di desa kami,” ungkapnya.
Herman menyebutkan bahwa hasil panen dari lahan seluas 7 hektar tersebut mampu menghasilkan beras 20 hektar sekali panen, mengindikasikan hasil yang memuaskan.
“Kami akan terus mengembangkan beras hitam ini agar kedepannya bisa memasok hingga keseluruhan Kutim,” katanya, menunjukkan ambisi untuk berkontribusi pada ketahanan pangan daerah.
Program mencetak sawah Desa Teluk Pandan ini, kata anak mantan Anggota DPRD Kutim dan juga Kepala Desa Teluk Pandan sebelumnya ini, sejalan dengan program prioritas bupati dan wakil bupati Kutim yang bertujuan mencetak ribuan hektar persawahan dan menjadikan Kutim bisa swasembada beras di masa depan.
“Selain beras hitam kami juga sudah menghasilkan beras biasa (putih) dan luas lahan lebih luas lagi dan hasil panen lebih besar dari beras hitam,” katanya.
Herman lebih lanjut menyebutkan, lahan persawahan di Desa Teluk Pandan seluas 20 hektar lebih merupakan program dari Bupati Kutim melalui Dinas Pertanian. Program tanam ini memiliki siklus panen yang cepat. “Sekarang ini sudah masuk masa tanam dan hasilnya itu hanya 3-4 bulan,” tutupnya. (adv)











