Sangatta,WARTAKUTIM.com – Sutomo (74 tahun), tak henti-hentinya mengucapkan syukur dan terima kasih kepada PT Kaltim Prima Coal (KPC) dan tim medis dari Balai Kesehatan Mata Masyarakat (BKMM) serta Puskesmas Rantau Pulung. Ayah enam anak itu, telah berhasil melihat kembali, setelah kedua matanya mengalami kebutaan karena katarak.[Best_Wordpress_Gallery id=”27″ gal_title=”Operasi Katarak”]
Sutomo menjalani dioperasi keduanya, bersama 46 orang pasien penderita katarak dan pteregium dalam program bhakti social operasi katarak, yang digelar KPC bersama BKMM dan Dinkes Kutai Timur, Rabu (8/4).
“Kedua mata saya ini benar-benar buta karena katarak. Saya tidak bisa melihat dunia sekitar. Saya tidak bisa lagi bekerja menghidupi anak-anak saya. Hidup saya serasa tidak berarti sama sekali,” kata Sutomo usai menjalani operasi di Puskesmas Rantau Pulung.
Sutomo hampir patah semangat karena tidak memiliki biaya untuk menyembuhkan kedua matanya. Namun, doa yang tulus selalu memberikan jalan keluar. “Berkat doa kami yang tulus, pada tahun 2014 lalu, mata kiri saya dioperasi di Bengalon pada program KPC. Setelah dioperasi, mata saya langsung jadi terang dan bisa beraktifitas kembali,” kenang Sutoro.
“Sekarang ini, giliran mata kanan saya yang dioperasi. Artinya, tidak lama lagi kedua mata saya ini akan kembali normal. Bagi saya, tidak ada lagi yang lebih penting, selain mata yang sehat dan bisa melihat. Biar harta benda menumpuk kalau mata tidak bisa melihat, saya anggap tidak berguna,” lanjut Sutomo.
Sutomo merasa bersyukur atas kegiatan operasi gratis KPC, sebab anak-anaknya masih membutuhkan uluran tangannya. Ia mengakui, empat dari enam orang anaknya masih dalam tanggungan. Dua orang masih kelas dua dan tiga sekolah dasar, satu orang kelas X SMK dan satu orang lainnya, sudah tamat namun belum memiliki pekerjaan tetap.
Apalagi Sutomo adalah seorang Kepala Dusun di Desa Desa Tepian Makmur. “Jika sudah sembuh total, aktifitas saya sebagai Kepala Dusun nantinya, akan semakin lancar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” kata Sutomo.
Hal senada dialami Sri Yasit (60 tahun), warga SP 1, Rantau Pulung. Dalam tiga bulan terakhir ini, ibu empat orang anak itu tidak sanggup bekerja lagi karena kedua matanya mengalami kebutaan karena katarak.
“Mata kiri saya sudah lama bermasalah sehingga tidak bisa melihat. Tiga bulan lalu, mata giliran mata kiri saya kena katarak membuat saya berhenti total dari pekerjaan sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit,” katanya.
Akibat kebutaan itu, Sri Yasit tidak bisa lagi membantu suaminya, yang bekerja sebagai petani di wilayah transmigrasi Rantau Pulung. Padahal empat orang anaknya masih dalam tanggungan sang orangtua. Anak pertama Sri Yasit tengah menjalani kuliah di STAIS Sangatta, sementara anak anak bungsunya masih duduk di bangku sekolah dasar kelas V.
“Saya hanya ingin bisa melihat lagi agar bisa membantu suami saya bekerja. Dua orang anak saya masih sekolah. Mereka membutuhkan biaya dari kami sebagai orangtua. Semoga saya segera sembuh setelah operasi ini,” harap Sri Yasit.(*)
<
p style=”text-align: justify;”>