KecamatanRagam

Salah Satu Desa Tertua Di Kutim Butuh Perhartian Pemerintah

941
×

Salah Satu Desa Tertua Di Kutim Butuh Perhartian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

Wartakutim.com, Tepian langsat — Sejumlah warga dan pemuda di Desa Tepian Langsat (Induk) kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengakui belum dapat menikmanati fasilitas infrasuktur Jalan, air bersih, listrik dan pendidikan dan kesehatan di wilayah tersebut.

Menurut Rusmin salah seorang warga, tepian langsat induk merupakan desa yang sudah ada sejak jaman colonial belanda atau sudah berdiri sejak tahun 1917 lalu. Namun, hingga saat ini desa yang dia udah diamin tersebut, belum begitu banyak perubahan yang terjadi. Bahkan, desa Tepian Langsat masuk kategori sebagai desa tertinggal.

“Dari cerita nenek saya desa ini sudah ada sejak tahun 1917. Bahkan 20-30 tahun yang lalu sebelum desa ini terbentuk sudah ada warga disini. Pada tahun 1917 pertama kali diangkat kepala desa oleh kolonial Belanda, tujuan belanda menempatkan kepala desa disini untuk menarik pajak dari warga dan hasil alam yang ada di desa ini,”jelasnya.

Diakuinya, sejak diserahkan dari belanda ke Kabupaten Kutai (sekarang Kutai kartanegara) hingga terbentuknya kabupaten Kutai Timur pada tahun 1999 lalu, desa yang berjarak sekitar kurang lebih 25 km dari ibu kota kecamatan atau sekitar 100 km dari ibukota kabupaten ini, belum terlalu banyak perubahan yang terjadi.

“Anda lihat sendiri saat masuk ke desa kami. Bagaimana kondisi jalan kami, kebetulan kondisi sedang hujan jalannya jadi berlumpur dan hanya bisa dilalui dengan menggunakan mobil double cabin. Kalau,”jawabnya, ketika wartawan ditanya yang berkunjung kesesa tersebut, terkait dengan perkembangan desa tepian langsat.

Dia menjelaskan, akses jalan menuju desa tersebut kondisinya sangat parah jika terjadi hujan.  Bahkan jalan satu-satunya untuk menuju akses ke dalam desa sering pula dilalui oleh mobil karyawan sawit. Namun tak kunjung ada perbaikan yang dilakukan pihak perusahaan sawit.”kalau kondisi kering jalan kami berdebu, itulah yang kami alami warga didesa kami,”keluhnya.

Selain akses jalan yang parah, dia juga mengeluhkan minimnya listrik dan air bersih. Warga setempat baru dapat menikmati listrik sekitar bulan Juli 2016. Itupun  hanya bisa dinikmati mulai pukul 6 sore hingga 12 malam.

“Genset itu bantuan dari provinsi Kalimantan Timur, atas usulan masyarakat. Sudah lama kami mengusulkan pengadaan genset namun baru direalisasikan tahun ini.”katanya.

Baca Selanjutnya >>>>> DISINI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses