BalikpapanBeritaPolitik

Kalangan Pengusaha Percaya ‘Kaltim Bermartabat” Jalan Keluar Krisis Kaltim

250
×

Kalangan Pengusaha Percaya ‘Kaltim Bermartabat” Jalan Keluar Krisis Kaltim

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID, BALIKPAPAN- Kalangan pengusaha mulai menyimak apa visi bisnis dari calon-calon Gubernur Kaltim 5 tahun ke depan. Masalahnya, dua tahun terakhir merupakan masa yang berat untuk pemerintah daerah karena anggaran dilanda defisit. Faktor itu berdampak besar pada roda perekonomian di seluruh sektor, terutama pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Balikpapan, R. Rudi Prabowo ST, mengatakan, kesalahan terbesar pemerintah daerah adalah lantaran sangat bertumpu pada sumber daya alam (SDA). Sementara potential income –di sektor UMKM, misalnya– tak pernah serius dibangun dan hanya sekadar wacana dalam pidato serta sambutan.

Rudi menyatakan, momentum Pemilihan Gubernur Kalimantan Timur bisa menjadi batu pijakan masyarakat untuk memilih pemimpin yang tak sekadar mampu menjawab tantangan 5 tahun mendatang, namun juga bisa mengelola pelaku UMKM untuk ikut berkontribusi terhadap pembangunan daerah.

“Saya melihat ada salah satu program cagub dan cawagub yang sangat pro terhadap perkembangan UMKM di Kaltim. Program itu saya rasa tidak sekadar pemanis visi-misi, karena dirancang atas dasar masukkan dari pelaku UMKM sendiri,” katanya, saat diwawancara media ini, Jumat 25 Mei 2018.

Lantas, siapa cagub dan cawagub yang dimaksud? Secara blak-blakan, Rudi menyebut sosok tersebut adalah Rusmadi Wongso dan Irjen Pol (Purn) Safaruddin. Program Kaltim Bermartabat yang beberapa hari ini ramai menjadi bahan perbincangan dan riset sejumlah pakar, praktisi, hingga kalangan akademisi tersebut, dianggap mampu mentransformasikan ekonomi Kaltim dalam 5 tahun mendatang.

“Ini contoh saja, di sini kan banyak masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk. Bahan bakunya banyak di Kaltim, laut kita luas dan banyak ikan. Tapi kenapa di sini tidak ada pabriknya? Saya lihat hal seperti ini yang coba diselesaikan sama beliau (Rusmadi-Safaruddin, Red.) berdua,” paparnya.

Rudi menjelaskan, mengutip hasil observasi data Pusat Studi ASEAN Unmul bersama Disperindag kota/kabupaten se-Kaltim, sejak 2013, jumlah UMKM di Kaltim terus menurun. Khusus untuk usaha mikro, turun rata-rata 46 persen setiap tahun, sedangkan usaha kecil berkurang 291 persen.

Pada 2013, observasi tersebut mencatat, di Kaltim terdapat 20.689 usaha di kualifikasi mikro. Jumlah itu, berkontribusi 0,72 persen terhadap jumlah usaha di segmen ini, secara nasional.

Tahun 2014, ada 15.866 usaha, dan kontribusi terhadap nasional turun jadi 0,49 persen. Masuk 2015, turun lagi jadi 11.084 usaha, dengan kontribusi yang hanya 0,33 persen terhadap jumlah usaha secara nasional.