SANGATTA – Perkembangan Ibu Kota Kabupaten Kutai Timur dilihat dari sisi ekonomi amatlah luar biasa. Itu terlihat jelas dari sudut mata telanjang, ketika arus lalu-lintas truck-truck besar yang membawa berbagai barang. Baik kebutuhan pokok hingga kebutuhan skunder begitu banyak melintas baik pada pagi hingga malam hari yang melintasi jalan penghubung antar provinsi.
H. Sobirin Bagus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur menyebutkan bahwa sebagai pelaku ekonomi, dirinya memahami bagaimana puluhan hingga ratusan truck pengangkut kebutuhan pokok dan lain-lain yang masuk ke Kutim. Terutama dari Kota Samarinda yang masuk untuk memenuhi kebutuhan warga di Sangatta maupun kecamatan-kecamatan di pedalaman dan pesisir Kutim.
“Ambil contoh selisih harga barang antara Samarinda dan Sangatta, untuk satu sak semen saja selisihnya bisa hingga Rp. 10.000, itu baru satu item barang saja dan belum item-item barang yang lain. Dapat diterka dengan jelas, bagaimana kebutuhan warga Kutim akan barang pokok dan barang-barang lainnya amat tinggi sekali,” ungkapnya.
Sehingga besar harapan semua pihak, agar pembangunan Pelabuhan Sangatta di Pantai Kenyamukan Sangatta Utara dapat segera diselesaikan agar membawa dampak nyata dalam hal memasok kebutuhan warga maupun juga menurunkan selisih harga barang agar tidak terlalu tinggi nilainya di pasaran.
“Dengan penyelesaian segera Pelabuhan Sangatta, akan menyebabkan harga semen yang didapat dari Sulawesi atau barang-barang komoditi lain dari Jakarta dan Pulau Jawa bisa turun melalui pelabuhan tersebut. Sehingga harga barang di Sangatta, akan dijamin tidak terlalu jauh berbeda dengan barang di Samarinda,” jelasnya.
Lebih jauh diungkapkan, penggunaan Pelabuhan Sangatta nantinya juga berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran. Bahkan berimbas pada munculnya investor-investor hingga distributor-distributor baru di Kutim, yang jelas membawa dampak ekonomi luar biasa.
“Imbasnya tidak hanya terkait investor, distributor, pedagang, namun berdampak pula pada dampak ikutan berupa naiknya tingkat hunian hotel, kunjungan restoran dan warung-warung, berimbas pula pada pedagang-pedagang sayur dan kebutuhan pokok lainnya. Itu bisa tercapai dengan menyegerakan penyelesaian Pelabuhan Sangatta,” ungkap mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kutim ini. (Adv)