SANGATTA – Pemerintah Kabupaten Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) terus memperkuat strategi penanganan stunting dengan delapan jurus pamungkas yang menyasar keluarga berisiko. Kajian strategis yang diangkat Kutim bahkan telah mendapatkan apresiasi tinggi dari pusat.
Kepala DPPKB Kutim, Ahmad Junaedi, mengungkapkan bahwa kajian yang diangkatnya ke tingkat nasional tersebut telah mendapatkan pendampingan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan diapresiasi oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP).
“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin memberanikan diri menginjakkan kaki kami ke Istana Negara mempresentasikan ini. Ini mendapatkan apresiasi yang sangat luar biasa dari Kepala Kantor Staf Kepresidenan,” ujar Junaedi.
Bahkan, Junaedi menyebutkan adanya harapan besar dari pusat: “Jika tahun 2027 ini akan berhasil, maka Pak Presiden Prabowo akan datang nanti ke Kutai Timur khusus untuk melihat kajian yang di angkat ini.
Junaedi menjelaskan, Kutim berada di posisi urutan ke-7 di Kalimantan Timur dengan angka stunting 26,9 persen (data yang disebut di transkrip). Untuk menjawab tantangan ini, Pemkab Kutim memiliki delapan jurus pamungkas yang selaras dengan 50 program unggulan daerah.
Fokus utama penanganan adalah pada keluarga berisiko stunting, bukan hanya yang sudah terdiagnosis. “Kalau yang sudah stunting penanganannya hanya PMT dan vitamin selama dua tahun, setelah itu dia selesai. Tapi kalau keluarga berisiko stunting, ini kita lebih pada pendekatan keluarganya yang kita tangani,” jelasnya.
Beberapa intervensi program bagi keluarga berisiko (terutama desil 1, 2, 3, dan 4) meliputi:
-
Infrastruktur Dasar: Pembangunan dan rehab rumah layak huni, serta bantuan jamban (kolaborasi dengan Dinas Kesehatan).
-
Akses Air Bersih: Program satu desa satu jaringan air bersih serta pemasangan air PDAM gratis bagi keluarga berisiko.
-
Pendidikan: Pemberian pendidikan kesetaraan Paket A, B, dan C. Junaedi menekankan, “Orang tidak sejahtera biasanya tidak ada pendidikan keluarga itu.”
-
Edukasi: Program Pus Empat T yang berfokus pada pelatihan dan edukasi, termasuk parenting. Junaedi berharap media dapat lebih menekankan edukasi parenting melalui format video.
-
Keluarga Berencana: Program KB Modern yang diberikan secara gratis bagi yang belum mengikutinya.
Semua intervensi ini, yang melibatkan kolaborasi lintas sektor (termasuk Perangkat Daerah, perusahaan, dan BANSOS), menjadi bagian dari inovasi Cap Jempol Stop Stunting yang menjadi andalan Kutim dalam menekan angka stunting di daerah.









