Berita PilihanEkonomi

Sektor Pariwisata Siap Sumbang PAD: Kutim Kantongi Perda Retribusi Wisata, Akhir 2025 Mulai Berlaku

322
×

Sektor Pariwisata Siap Sumbang PAD: Kutim Kantongi Perda Retribusi Wisata, Akhir 2025 Mulai Berlaku

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Sektor pariwisata Kabupaten Kutai Timur (Kutim) dipastikan akan mulai berkontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun ini. Kontribusi ini terwujud setelah Dinas Pariwisata (Dispar) Kutim mengantongi landasan hukum untuk memungut retribusi dari berbagai objek wisata di daerah tersebut.

Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah, menegaskan bahwa akhir tahun 2025 menjadi titik balik bagi dinasnya untuk mulai menghasilkan pendapatan.

“Di akhir tahun 2025 ini, Dinas Pariwisata sudah bisa berkontribusi terhadap pendapatan asli daerah. Sebab di akhir tahun 2025 ini, kita sudah punya dasar untuk memungut retribusi di objek wisata yang ada di Kutim,” kata Nurullah.

Selama ini, Dispar Kutim tidak dapat memungut retribusi karena belum adanya payung hukum yang kuat. Namun, dengan disahkannya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 4 Tahun 2025 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, Nurullah menyatakan bahwa Dispar telah memiliki legalitas penuh untuk melakukan pungutan. Untuk mendukung kebijakan ini, Dispar saat ini tengah mencetak tiket masuk bagi pengunjung.

Nurullah menjelaskan, tiket retribusi yang akan diberlakukan terdiri dari dua jenis, yaitu tiket pengunjung dan tiket kendaraan, dengan nilai yang berbeda untuk setiap jenis. Meskipun ia tidak merinci nilai spesifik retribusi tersebut, ia menyebut beberapa lokasi wisata yang menjadi primadona dan akan menjadi sumber PAD utama, antara lain Pantai Jepu-jepu, Pantai Marang, Pulau Miang, dan Mentokok.

Dispar Kutim melihat potensi pendapatan yang sangat besar dari sektor ini. Berdasarkan data, jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Kutim pada tahun 2024 mencapai 430 ribu orang.

“Ini potensi besar untuk menambah PAD. Hanya saja, karena belum ada Perdanya saat itu sehingga belum dapat dipungut. Untuk tahun depan, kami yakin jumlah wisatawan bisa naik lagi, jadi kami berharap, dengan jumlah pengunjung yang terus meningkat, kita bisa memberikan sumbangan PAD,” ujarnya optimis.

Meskipun demikian, Nurullah belum bisa menargetkan angka pasti PAD yang akan disumbangkan dari pariwisata. Hal ini disebabkan nilai retribusi dan tingkat kunjungan yang berbeda-beda di setiap objek wisata. “Jadi soal target berapa pemasukan ke PAD, belum bisa kami prediksi,” tutupnya. (adv)