Berita Pilihan

Lindungi Privasi Pasien: Dinkes Kutim Tegaskan Komitmen Jaga Kerahasiaan Data HIV Demi Keamanan Berobat

274
×

Lindungi Privasi Pasien: Dinkes Kutim Tegaskan Komitmen Jaga Kerahasiaan Data HIV Demi Keamanan Berobat

Sebarkan artikel ini

SANGATTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutai Timur (Kutim) mengambil sikap tegas dalam penanganan HIV/AIDS dengan memprioritaskan kerahasiaan identitas pasien. Kebijakan ini merupakan strategi penting untuk memerangi stigma negatif di masyarakat dan menciptakan lingkungan yang aman bagi penderita untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Kutim, Sumarno, menegaskan bahwa menjaga privasi pasien adalah hal yang mutlak. “Data pasien tidak boleh sembarangan dibuka. Hanya tenaga medis yang berwenang yang tahu, bahkan keluarga pun tidak selalu diberi tahu kalau pasien tidak mengizinkan,” tegas Sumarno.

Langkah ini, kata Sumarno, sangat krusial untuk menumbuhkan rasa aman pada pasien saat mereka menjalani pemeriksaan dan pengobatan. “Kalau pasien sudah merasa aman dan tidak takut dihakimi atau diasingkan, mereka akan lebih terbuka untuk berobat dan rutin menjalani terapi. Ini yang paling penting,” imbuhnya. Keterbukaan dan kepatuhan pasien sangat menentukan keberhasilan program pengendalian HIV di daerah.

Pemerintah daerah tidak bekerja sendiri. Bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPAD) Kutim, Dinkes secara berkelanjutan melakukan sosialisasi dan edukasi tentang HIV/AIDS. Kegiatan sosialisasi ini menyasar berbagai lapisan masyarakat, termasuk lingkungan sekolah, perusahaan, dan melalui acara-acara publik.

Edukasi yang diberikan bertujuan utama untuk meluruskan miskonsepsi yang beredar. Masyarakat perlu memahami bahwa HIV adalah virus yang dapat dikendalikan dengan pengobatan rutin (Antiretroviral/ARV), dan yang terpenting, virus tersebut tidak menular melalui interaksi sosial biasa seperti bersalaman, berbagi makanan, atau bekerja dalam satu kantor.

“Kita ingin masyarakat sadar bahwa HIV bukan aib. Dengan pemahaman yang benar, stigma akan hilang. Yang paling penting adalah pemeriksaan dini dan kepatuhan minum obat seumur hidup,” tutup Sumarno, berharap upaya ini dapat meningkatkan deteksi kasus dan kualitas hidup pasien di Kutim. (adv)