SANGATTA — Bupati Kutai Timur Isran Noor membuka kegiatan Pameran Cagar Budaya yang dilakukan oleh pihak Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) wilayah kerjasama Kalimantan dengan pihak Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kutim yang bertempat di Gedung Serba Guna (GSG) komplek perkantoran Bukit Pelangi Sangatta. Kegiatan pameran tersebut berlangsung sejak Kamis (3/10) hingga Selasa depan, dengan tujuan untuk mengenalkan kepada masyarakat Kutim mengenai ihwal penyebaran rumpun manusia purba Austronesia yang berawal di daerah pegunungan karst yang terletak di Sangkulirang.
“Pameran ini merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT Kutim ke 14, bagaimana selain mengenalkan pembangunan didaerah. Juga untuk menjelaskan pada publik bahwa kita mampu melestarikan cagar budaya yang berasal dari daerah kita.” Jelasnya
Lebih Lanjut Isran mengatakan Bangsa Indonesia telah lama dikenal dengan berbagai memiliki peninggalan kebudayaan, bahkan di sekitar wilayah Kutim terdapat sebuah situs cagar budaya yang memiliki arti penting bagi sejarah umat manusia.
“Dari hasil-hasil penelitian yang ditulis oleh peneliti asing maupun nasional, bahwa ternyata di Kutim terdapat situs-situs dengan berbagai bentuk yang luar biasa.Terutama di wilayah Sangkulirang dan Sandaran, walau ditarik dalam sejarah sebenarnya Sandaran merupakan bagian dari Sangkulirang sebelumnya”Tandasnya
” Dan itu wajar, mengingat Sangkulirang adalah kecamatan tertua di provinsi Kalimantan Timur, bahkan Bontang dulu masuk dalam kecamatan Sangkulirang, yang batasnya adalah Sangasanga Dalam, sebelum terjadi pemekaran-pemekaran wilayah seperti saat ini” Imbuhnya Isran Noor.
Pameran cagar budaya yang diselenggarakan di Kutim Kata Isran Noor, bentuk komitmen dari pihak Direktorat Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengangkat salah satu cagar budaya yang berada di Kalimantan sebagai salah satu penguat identitas dan jati diri Bangsa Indonesia.
Pada rangkaian keterangan yang ditampilkan oleh pihak penyelenggara pameran, kawasan Sangkulirang memiliki kekayaan keberagaman flora dan fauna. Dalam penelitian, telah ditemukan 92 jenis kelelawar, berbagai jenis serangga, 400 spesies tanaman.
Selain itu, secara budaya, di kawasan ini terdapat gua-gua yang dahulu (sekitar 10.000 tahun sebelum Masehi) pernah dihuni oleh manusia. Dalam aktivitasnya, mereka telah mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang serta wadah dari bahan tanah liat. Selain itu, terdapat lukisan dinding gua di 37 gua. Lukisan itu antara lain berupa cap tangan, beberapa jenis binantang dan perahu. Untuk itu, sebagai langkah awal, kegiatan ini diharapkan dapat menggali Kawasan Cagar Alam dan Budaya Sangkulirang dengan merangkul semua pihak untuk bersinergi mewujudkan mimpi besar menjadikan Kawasan Cagar Alam Dan Budaya Sangkulirang sebagai salah satu warisan dunia.
Bupati Kutim merasa bangga dengan adanya penelitian sejarah terbaru yang menyebutkan bahwa manusia-manusia gua di pegunungan karst yang tersebar di Sangkulirang adalah manusia purba yang melakukan migrasi global menuju ke wilayah selatan, timur, hingga kawasan Asia Pasifik.