
Sumber : Wikipedia
wartakutim.com || Sangatta ; Sebagian besar sapi di Sangatta yang diperdagangkan selama ini ternyata dari Sulawesi, tak pelak harga jual menjelang Idul Adha mengalami peningkatan dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta.
Penyebab kenaikan tajam itu, diakui Erwin seorang pedagang di Jalan APT Pranoto Sangatta Utara. Menurut Erwin, terjadinya kenaikan karena akibat kenaikan BBM serta mahalnya transportasi.
“Memang dulu dijual paling mahal sepuluh juta sekarang antara dua belas sampai lima belas juta,” terang Erwin seraya menyebutkan usia sampai lima tahun bahkan dijual sampai Rp20 juta.
Erwin mengakui, semua sapi yang ia jual terutama untuk kurban dalam keadaan sehat karena sebelum dibawa ke Kutim, sudah mendapat pemeriksaan Dinas Perternakan. Mengenai harga sapi sekitar Rp10 juta, Erwin dengan tertawa menyebutkan sulit untuk situasi sekarang. ‘Mana ada pak, untuk usia tiga tahun minimal dua belas juta,” sebutnya.
Melihat ramainya penjualan di Sangatta, Erwin menambahkan ia sudah menjual cukup banyak karenanya dalam waktu dekat ia bakal mendatangkan 30 ekor. Meski demikian, Erwin mengaku belum mengetahui apakah semua sapi yang ia pesan bisa terjual semua namun pengalamannya jika Idul Adha berlalu, semua sapi akan dijual ke pedagang daging.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim Syarifuddin Ginting, Selasa (14/10) pagi, menyebutkan terus memantau semua sapi dan kambing yang dijual demi kesehatan masyarakat.
Terhadap harga, ia mengaku tidak bisa berbuat apa karena akibat permintaan tinggi harga jual mengalami tinggi. Namun, mantan staf ahli Bupati Kutim ini mengakui kebutuhan daging sapi di Sangatta mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.(WK-01)
Sebagian besar sapi di Sangatta yang diperdagangkan selama ini ternyata dari Sulawesi, tak pelak harga jual menjelang Idul Adha mengalami peningkatan dari Rp 2 juta sampai Rp 5 juta.
Penyebab kenaikan tajam itu, diakui Erwin seorang pedagang di Jalan APT Pranoto Sangatta Utara. Menurut Erwin, terjadinya kenaikan karena akibat kenaikan BBM serta mahalnya transportasi.
“Memang dulu dijual paling mahal sepuluh juta sekarang antara dua belas sampai lima belas juta,” terang Erwin seraya menyebutkan usia sampai lima tahun bahkan dijual sampai Rp20 juta.
Erwin mengakui, semua sapi yang ia jual terutama untuk kurban dalam keadaan sehat karena sebelum dibawa ke Kutim, sudah mendapat pemeriksaan Dinas Perternakan. Mengenai harga sapi sekitar Rp10 juta, Erwin dengan tertawa menyebutkan sulit untuk situasi sekarang. ‘Mana ada pak, untuk usia tiga tahun minimal dua belas juta,” sebutnya.
Melihat ramainya penjualan di Sangatta, Erwin menambahkan ia sudah menjual cukup banyak karenanya dalam waktu dekat ia bakal mendatangkan 30 ekor. Meski demikian, Erwin mengaku belum mengetahui apakah semua sapi yang ia pesan bisa terjual semua namun pengalamannya jika Idul Adha berlalu, semua sapi akan dijual ke pedagang daging.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutim Syarifuddin Ginting, Selasa (14/10) pagi, menyebutkan terus memantau semua sapi dan kambing yang dijual demi kesehatan masyarakat.
Terhadap harga, ia mengaku tidak bisa berbuat apa karena akibat permintaan tinggi harga jual mengalami tinggi. Namun, mantan staf ahli Bupati Kutim ini mengakui kebutuhan daging sapi di Sangatta mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.(WK-01)