Ragam

Laut Kutim Belum Menarik

141
×

Laut Kutim Belum Menarik

Sebarkan artikel ini

LautSangatta – Potensi laut Kutim diakui Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Timur  Timur Luri Wicaksono sangat besar, namun belum tergarap maksimal sehingga belum memberikan arti apa-apa bagi daerah.

Dalam perjalanan pulang dari Pulau Miang ke Sangatta, Senin (18/11) di atas KAL Kudungga, sebuah kapal patroli yang dibeli Pemkab Kutim. Ia mengakui, belum ada investor yang menanamkan modalnya di bidang kelautan meski promosi tidak henti-hentinya dilakukan.

Kenapa belum ada investasi di bidang kelautan dan perikanan, pria yang biasa disapa Luri ini mengaku karena infrastruktur belum mendukung seperti jalan dan listrik. Ia tidak membantah, jika hasil laut Kutim banyak dikelola pedagang luar Kutim seperti Bontang bahkan Sulawesi.

“Karena belum adanya infrastruktur yang mendukung sektor perikanan dan kelautan, kebanyaknya nelayan Kutim melakukan transaksi dengan pedagang dari luar Kutim salah satu contoh untuk es batu saja kadangkala nelayan Kutim membeli di Gorontola baik secara kontan maupun utang dengan pembayaran menggunakan hasil tangkapan,” terang Luri.

Ia menaruh harapan, jalan ke Dusun Kenyamukan Sangatta Utara segara baik sehingga pemanfaatan TPI bisa dilakukan selain itu pabrik es bisa diwujudkan demikian dengan SPBU bagi nelayan.

“Jika TPI bisa difungsikan tentu akan berdampak bagi daerah, selain itu akan berdampak terhadap kesejahteraan nelayan,” sebutnya.

Terhadap masih banyaknya ikan-ikan berkualitas dan punya nilai jual tinggi seperti tuna, kerapu serta sarden, dia mengakui keadaan laut Kutim yang membentang dari Teluk Pandan sampai perbatasan dengan Berau  masih terjaga.

“Belum lama ini ada nelayan dengan alat sederhana saja bisa mendapatkan kerapu sepanjang dua meter lebih, padahal lokasinya tidak jauh dari bongkar muat batubara dimana banyak kapal-kapal besar hilir mudik,” bebernya.

Bupati Isran sendiri sempat kagum melihat hasil tangkapan nelayan Pulau Miang yang bisa menangkap tuna dengan cara tradisional yakni menggunakan layang-layang. Bahkan, tuna yang sedang itu berhasil ditaklukan dalam waktu 15 menit sementara kail yang digunakan sederhana.(WK-01)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.