SANGATTA — Beragamnya jenis-jenis buah lokal yang nilai gizinya tidak kalah dengan jenis buah-buahan impor, mendorong Dinas Pertanian dan Peternakkan (Distanak) Kutai Timur untuk mengenalkan dan menggerakkan masyarakat agar membiasakan diri untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan lokal. Dalam rangka mewujudkan gerakkan tersebut maka dilakukan launching kegiatan, yang bertempat di halaman kantor Distanak Jl. Baharuddin Lopa dikompleks perkantoran Bukit Pelangi pada Selasa (13/5) lalu.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Mugeni, yang mana dihadiri oleh para pejabat dilingkungan Pemkab Kutim. Antara lain Kepala Bappeda Suprihanto, Kepala Dishubkominfo Johansyah Ibrahim, Kepala BKD M. Joni, Kepala Bapemas H Erlyan Noor, Sekretaris Dewan Arif Yulianto, Wakil Ketua TP PKK Siti Robiah, Camat Sangatta Utara Didi Herdiansyah, serta beberapa pejabat lainnya dilingkungan Pemkab Kutim.
Dalam sambutannya Asisten IV menegaskan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh Kepala Distanak Kutim, merupakan sebuah gerakkan maju. Mengingat potensi lahan kering dan lahan basah yang tersebar di Kutim, sangatlah luar biasa. Tinggal bagaimana pemanfaatannya oleh petani untuk meningkatkan hasil produksi, terutama dalam pemenuhan konsumsi buah lokal di tingkatan masyarakat. Pengenalan beragam jenis buah-buahan lokal perlu dilakukan, agar masyarakat mengetahui nilai gizi serta kualitas buah lokal. Hingga sekarang konsumsi buah dan sayuran masih didominasi oleh produk impor, yang menyebabkan buah lokal akhirnya tidak di lirik masyarakat.
“Memasyarakatkan dan meningkatkan konsumsi buah-buahan lokal pada warga Kutim, tidak semata-mata berhenti disini saja. Tetapi juga harus melebar pada pemenuhan konsumsi beras sebagai makanan pokok, daging sebagai penambah gizi. Karena daerah kita memiliki potensi besar dalam menggerakkan bidang pertanian dan peternakkan, sehingga perwujudan kecintaan terhadap produk lokal menjadi kunci dalam meningkatkan konsumsi produk pertanian dan peternakkan oleh masyarakat. Dengan tujuan yang lebih luas, adalah kemampuan daerah dalam mengekspor produk-produk pertanian ke berbagai daerah lain termasuk juga luar negeri,” terang Mantan Camat Kongbeng ini.
Kutai Timur memiliki beberapa kecamatan yang dapat diandalkan untuk menjadi daerah sentra pertanian dan peternakkan, seperti Rantau Pulung, Muara Wahau, Kaliorang, Kongbeng, dan Busang. Sekarang bagaimana fokus pada sektor pertanian dan peternakkan dapat ditingkatkan, perwujudannya adalah melalui pemerataan pembangunan dalam arti luas.
“Jika kita hendak memajukkan daerah terutama dalam mewujudkan swasembada beras maupun produk pangan. Maka sektor pertanian harus dilirik, perhatikan petani, sehingga ada keseimbangan dengan sektor-sektor penunjang kemajuan daerah. Seperti pada sektor pendidikan dan sektor kesehatan memiliki sinkronisasi dengan sektor pertanian. Kalau ingin anak-anak kita pintar, maka perlu diperhatikan pula konsumsi gizi yang dibutuhkan. Agar semua berjalan dengan harapan semua pihak, maka biasakanlah untuk mengkonsumsi produk buah-buahan dan sayuran lokal. Buah lokal lebih jelas unsur kesehatannya, tidak tercampur segala zat kimia seperti produk buah impor,” ungkap Asisten Kesra.
Sementara itu Kadistanak Kutim Syariffudin Ginting mengaku jika produk hortikultura lokal tidak kalah dengan produk asing. Bahkan Kutim memiliki produk unggulan seperti buah salak sangatta, jeruk borneo prima, durian, buah naga dan lain-lain. Pihaknya berharap masyarakat untuk beralih mendukung produk buah lokal sebagai konsumsi sehari-hari. Semua potensi daerah”Disamping pengembangan padi sawah dan palawija, kami juga mengembangkan produk hortikultura. Bahkan petani mendapatkan keuntungan sebesar 50 juta pertahun. Dimana petani dapat menikmati hasil tersebut, sejak mulai penanaman awal hingga waktu lima tahun untuk masa panen,” ungkap Syariffudin meyakinkan. (kmf3)