
Sangatta,wartakutim.com — Sejumlah tokoh masyarakat Sangatta Utara menilai, pengelolaan air tambang PT Kaltim Prima Coal (KPC), sudah bagus dan sesuai dengan harapan masyarakat. Hal itu disampaikan saat kegiatan tur pengelolaan air tambang KPC, di kolam PSS dan Melawai, Kamis (2/6).
“Secara teknis kita sudah menyaksikan dan kami akui, bahwa pengelolaan air KPC sudah bagus dan benar. Air yang keluar dari kolam sudah jernih. Dan itu memang kami sudah akui,” kata H. Muhammad Ijamhary Datuk Singa, Ketua Pemangku Peradaban Masyarakat Adat Kutai Timur.
Ijamhary merupakan inisiator digelarnya tur tambang dengan agenda khusus, melihat pengelolaan air tambang KPC. Tur itu berkaitan dengan adanya persepsi sebagian kalangan, bahwa penyebab utama pencemaran dan pendangkalan sungai Sangatta, bersumber dari KPC.
“Saya akui memang sudah baik. Kebenaran inilah yang akan saya bawa ke forum-forum selanjutnya nanti dan saya juga akan sampaikan kepada masyarakat, bahwa KPC sudah memiliki sistem pengelolaan air, sehingga air yang keluar sudah jernih,” tandas Ijamhary.
Pada acara kunjungan itu, lembaga Pemangku Peradaban Masyarakat Adat Kutai Timur, yang diketuai oleh Ijamhary, tidak datang sendirian. Hadir pula Pj Kepala Desa Sangatta Utara Durahman, perwakilan Kecamatan Sangatta Utara, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kutai Timur, Dinas Pekerjaan Umum dan sejumlah Ketua RT di Sangatta Utara.
Pj Kepala Desa Sangatta Utara Durahman mengatakan, kujungan ke tambang KPC hanya ingin memastikan, apakah air yang keluar dari tambang sudah bagus atau tidak. “Kita tidak mau mencari siapa salah dan siapa benar. Ini hanya bentuk perhatian kami menjaga kualitas air sungai Sangatta. Intinya adalah bagaimana sungai Sangatta ini kita pelihara dan jaga bersama. Dan ternyata setelah kita lihat, yang dilakukan KPC ini sudah baik dan benar,” kata Durahman.
Manager Mining Services Anwar yang turut mendampingi rombongan tur tambang meminta, agar masyarakat tak perlu khawatir dengan komitmen KPC dalam mengelola lingkungan tambang. “Apa yang kami lakukan semuanya dengan niat tulus, ingin menjaga lingkungan kita ini. KPC juga tidak punya niat mencemari lingkungan sekitarnya, termasuk sungai Sangatta. Masyarakat tak perlu khawatir, kami akan selalu menjaga lingkungan dengan baik,” kata Anwar.
Rombongan peserta tur tambang itu berawal di Kantor External Relation, Town Hall, Swarga Bara. Mereka diterima langsung oleh General Manager External Affairs and Sustainable Development (ESD) Wawan Setiawan. Saat menyambut peserta tur itu, Wawan mengatakan, proses tambang KPC selalu mengikuti aturan pemerintah dan menerapkan praktek terbaik dalam operasional tambang.
Sementara Yosef Palinggi, Superintendent Environment Monitoring and Compliance
dalam presentasi awal kunjungan mengatakan, total luas DAS Sungai Sangatta adalah 2000 kilometer persegi. Sedangkan luas kegaitan KPC yang masuk DAS Sungai Sangatta hanya 90,49 kilometer atau 4,5 persen dari total DAS Sangatta.
Usai presentasi itu, para peserta itu dibawa menuju kolam PSS yang merupakan kolam terbesar yang mengalirkan air ke sungai Bendili. Di kolam PSS, peserta melihat langsung proses pengendapan dan aliran air keluar yang sangat jernih. Selesai di kolam PSS, peserta diajak ke kolam Melawai, yang juga bermuara ke sungai Bendili. Di kolam Melawai ini, peserta bertanya fungsi labirin berbentuk tanggul yang berkelok-kelok di kolam tersebut.
Kiagus Nirwan, Superintendent Water Management mengatakan, labirin tersebut berfungsi memperpanjang aliran air sehingga proses pengendapan lumpur akan lebih baik. Selain itu, dengan adanya labirin itu, pengerukan lumpur akan lebih cepat sebab tanggul labirin itu difungsikan juga sebagai jalan masuk bagi alat pengeruk.(*)