WARTAKUTIM.co.id, SANGATTA, Dua orang operator PT Kaltim Prima Coal (KPC), dinyatakan sebagai operator terbaik tingkat Asia-Pasific, setelah memenangkan kompetisi Top Gun Operator tahun 2017, di Hotel Mercure Legian Bali, Kamis (6-7/9) lalu. Kedua operator tersebut adalah Edi Santoso dan Jusron Tanjung.
Edi Santoso merupakan operator Digger Crew Bravo di Coal Mining Department, Sementara Jusron Tanjung merupakan operator Dozer Crew Carly di Jupiter Department. Mereka berdua mengikuti kompetisi Top Gun Operator tingkat Asia-Pasific, setelah memenangkan kompetisi sejenis di internal KPC selama periode tahun 2017.
Penghargaan ini diserahkan oleh Nicky Suwandi, Regional Vice President PT Immersive Technologies dan diterima langsung oleh Edi dan Jusron. Turut hadir dalam penyerahan hadiah adalah General Manager Mining Operation Division (MOD) Hendro ‘Edo’ Ichwanto, Superintendent Production Pit Jupiter Sugianto, Senior Engineer Mechanical Business Performance Improvement (BPID) Achmad Denial Hamdan.
Andry, Senior Engineer Mine Optimization yang juga merupakan salah satu tim seleksi Operator Top Gun mengatakan, tahun ini merupakan kali ketiga KPC mengikuti ajang Operator Top Gun Tingkat Asia-Pasific. Pertama kali diikuti KPC pada tahun 2015 dan berhasil meraih predikat Best of the best Operator Digger. Gelar ini masih dipertahankan KPC pada tahun berikutnya dan tahun 2017 ini.
“Untuk kategori Digger, operator kita sudah menjadi yang terbaik selama tiga tahun berturut-turut. Sementara untuk kategori Dozer baru pertama kali dipertandingkan dan langsung meraih juara. Kali ini Operator KPC meraih dua dari tiga kategori yang dikompetisikan,” ujar Andry.
Sementara Achmad Denial Hamdan, tim seleksi lainnya dari Business and Performance Improvement (BPID) mentakan, proses seleksi di internal KPC dilakukan setiap tiga bulan. Lebih lanjut menurut Hamdan, yang terbaik dari tiap-tiap periode ini diadu lagi untuk mendapatkan kandidat yang akan dikirim ke tingkat Asia-Pasific.
Pada tahun ini KPC berhasil menjaring 10 orang operator terbaik dan mengikuti kompetisi tingkat Asia-Pasific. Hasilnya adalah dua dari yang dikirim itu meraih gelar juara tingkat Asia-Pasific.
Hamdan melanjutkan, untuk kriteria penilaian, ada tiga aspek yang dinilai, yakni Sistem Manajemen Kinerja (SMK), observasi lapangan dan keterampilan menggunakan simulator. Hal ini berarti, makin tinggi Man Ready Hour (MRH) atau jumlah jam operator bekerja diatas alat, maka makin tinggi pula nilainya. “Makin tinggi MRH, maka makin tinggi pula produktivitas operator bersangkutan,” ujar Hamdan.(*)
VIDEO : Diduga Korupsi ADD Dan DD, Kades Melan Ditahan Kejari Sangatta