“Dana itu bisa dimanfaatkan warga desa untuk perbaikan lingkungan sampai dengan usaha modal. Jadi, silakan dikelola warga desa agar warganya amju,” ujar Safaruddin.
Tentang mati lampu yang membuat tempat acara berlangsung jadi gelap, Safaruddin langsung meminta agar menggunakan lampu dari handphone saja.
“Bagaimana bisa Kaltim yanga kaya dengab batubara tapi, selalu mati lampu,” ungkapnya.Acara diikuti ratusan orang sampai tumpek ke jalan.
Seorang warga Gn. Kawi, Muhlis mengaku kesulitan sebagai pengusaha dengan alur birokrasi yang berbelit-belit. Utamanya di perusahaan BUMN, dinilai tidak transparan.
Selanjutnya, masalah lapangan kerja yang masih sulit, termasuk soal kesehatan yang ditangung BPJS.
Safaruddin menanggapi banyaknya masyarakat umur produktif belum mendapatkan pekerjaan memadai. Pihaknya akan melakukan terobosan baru, yakni meminta BUMN dan swasta untuk menerima tenaga kerja penduduk setempat.
Ia mencontohkan Pertamina yanga akan melakukan penerimaan karyawan hingga 25.000 tenaga kerja. Dirinya akan meminta agar dari tenaga kerja yang diterima dari Keltim mendapatkan jatah 50 persen. #le