“Doa anugerah keamanan negeri ini merupakan doa saat Nabi Ibrahim AS meminta kepada Allah SWT agar Makkah menjadi kota yang aman, damai, dan diberikan pula rezeki yang berlimpah kepada penduduknya,” jelas Safaruddin.
Dalam Alquran Surah Al Baqarah ayat 126, doa Nabi Ibrahim berbunyi;
“Rabbi ij’al haadzaa baladan aaminan waurzuq ahlahu mina altstsamaraati man aamana minhum biallaahi waalyawmi al-aakhiri qaala waman kafara faumatti’uhu qaliilan tsumma adtharruhu ilaa ‘adzaabi alnnaari wabi/sa almashiiru,” kata Safaruddin.
Artinya adalah; “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian”.
Ditemui usai acara, Safaruddin menjelaskan, banyak pesan dan makna yang ada dalam doa Nabi Ibrahim tersebut. Hal ini, ungkapnya, bisa jadi pedoman masyarakat Kaltim.
“Saya pikir ada banyak makna dan pesan yang bisa kita ambil dari doa Nabi Ibrahim,” ucapnya.
“Di manapun saya berada, agama tetap jadi pijakan utama dalam berbuat sesuatu. Termasuk untuk membangun Kaltim 5 tahun mendatang,” timpal Safaruddin.
Mantan Kapolda Kaltim yang tingkat elektabilitasnya kian meningkat itu, punya penguasaan ilmu agama yang baik. Ini bisa ditilik dari keseharian Safaruddin dan latar belakang keluarganya yang merupakan pemuka agama di Sulawsi Selatan.
Bahkan, sejak bertugas di Polri sampai masa selama masa kampanye, ia kerap didapuk masyarakat untuk menjadi pengkhotbah saat salat Jumat.
Sementara itu, usai Debat Pilgub Kaltim II, linimassa di Kaltim dibanjiri dengan testimoni para netizen di sejumlah grup Facebook perihal debat antara Safaruddin dan Hadi. Dalam postingan tersebut, rata-rata mengamini apa yang diucapkan Safaruddin.
“Keliatan mana pemimpin yang amanah saat debat soal keamanan. Yang satu menjadikan agama sebagai dasar untuk bekerja. Yang lainnya dari kalangan relijius, tapi menjadikan perspektif politik sebagai dasar untuk bekerja. Gimana ni menurut bubuhannya?” tulis akun Rafika Maulida, di salah satu grup lokal Samarinda.
“Pak Safaruddin kelihatan sekali menguasai materi. Debat soal keamanan di Kaltim aja pake pendekatan agama. Nah yang satunya dari partai agamis justru pake pendekatan politik. Ini piye?” tulis akun lainnya, Adelia Zahra. #4TimMedia