Disela-sela mengikuti Jelas V, Mahyunadi menilai Wahau dan Kongbeng, dua kecamatan yang menginpirasi kecamatan lain dalam perkebunan kelapa sawit. Ia mengakui, ketika Kutim berdiri, kondisi Muara Wahau dan Kongbeng jauh terpuruk bahkan lahan yang perkebunan yang dijadikan pengembangan kelapa hibrida gagal tak membuahkah hasil apa-apa kepada masyarakat. “Satu hektar dijual dua juta saja, masih nggak mau orang beli,” kenang Mahyunadi ketika sering bertandang ke Muara Wahau bersama Mahyudin ketika menjadi Wabup dan Bupati Kutim.
Namun berkas kesabaran dan keuletan masyarakat, kini, sebut Mahyunadi, Muara Wahau dan Konbge jauh berkembang. Bahkan sudah ada water boom, sementara di Sangatta belum ada. Ia mengakui, majunya Kongbeng dan Muara Wahau tidak terlepas kehadiran perusahaan perkebunan kelapa sawit berikut pabrik CPO. (ADV)