BeritaPolitik

APBD Babak Belur, AP Manalu: Itu Dia Tantangan Kaltim Bermartabat

183
×

APBD Babak Belur, AP Manalu: Itu Dia Tantangan Kaltim Bermartabat

Sebarkan artikel ini

SAMARINDA : APBD Kaltim yang babak belur sejak tahun 2014 lalu, menjadi kendala pemerintahan Awang Faroek Ishak dalam membangun Benua Etam. Sempat melewati Rp11 Triliun kini melorot sampai sekitar Rp8 Triliun. Ada yang memprediksi, tahun 2019 ketika ada Gubernur Kaltim yang baru, besaran APBD menurun lagi.

Pertanyaan muncul, kalau penerimaan APBD Kaltim terus anjlok, bagaimana pasangan Rusmadi-Safaruddin yang kian diunggulkan menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur bisa mewujudkan impiannya dalam ‘Kaltim Bermartabat’ yang berisi Dasacita atau 10 program kerja?

Optimisme datang dari Ir. Anthony Parulian Manalu, seorang praktisi pembangunan lokal. Dia mengatakan, challenge-nya justru di situ. “Banyak kepala daerah wait and see kalau APBD anjlok, tidak sedikit yang memilih di comfort zone,” katanya dalam wawancara, Rabu (23/5/2018).

Tapi, Rusmadi-Safaruddin sangat percaya diri dengan mendisain “Kaltim Bermartabat” sebagai sebuah visi pembangunan Kaltim 5 tahun ke depan.  Menurut Anthony, visi yang menjadi tagline “Kaltim Bermartabat” itu tidak dibuat dengan mantra “Abracadabra!”.

“Sangat jelas Kaltim Bermartabat itu dibangun dengan dasar pengalaman Rusmadi yang sudah mengetahui isi dompet keuangan Kaltim semasa menjadi Sekdaprov dan Ketua Bappeda Kaltim. Saya sudah cek (diteliti dan dianalisa, Red.), memang masuk akal,” timpalnya.

Anthony menjelaskan, 5 konsepsi visi Kaltim Bermartabat, yaitu akronim dari Berdaya Saing, Mandiri, Aman, Sejahtera, Berkelanjutan, ibaratnya adalah sebuah puzzle baru. Meletakkan “daya saing” di paling depan visi Kaltim ke depan, kata Anthony, merupakan konsepsi dasar membangun Kaltim ke arah baru melalui SDM (Sumber Daya Manusia), bukan melalui SDA (Sumber Daya Alam).

Kemudian konsepsi “mandiri”  dalam ekonomi, tutur Anthony, juga memberikan perspektif baru dalam rencana kerja pemprov nanti. Di sini terlihat bagaimana Rusmadi-Safaruddin ingin pelaku dan penggiat ekonomi kreatif di Kaltim –yang didominasi kalangan anak muda– mendapat angin segar. Mereka diberikan akses dan sokongan penuh untuk berkontribusi terhadap APBD.

“Saya pikir muaranya menuju industri kreatif skala Kaltim. Saya cari informasi, baru Rusmadi rasanya yang berani bicara secara gamblang soal sektor kreatif ini dalam sebuah visi,” paparnya.

Bagi Anthony, Rusmadi nampaknya melihat peluang ini tak sekadar isapan jempol belaka. Sebab dukungan produk kreatif di Kaltim bisa juga datang dari luar negeri. Subsektor yang bakal menjadi unggulan itu adalah seni rupa, desain produk, desain komunikasi visual, desain interior, arsitektur, seni pertunjukan, kuliner, fotografi, kerajinan, busana, musik, periklanan, penerbitan, televisi dan radio, aplikasi dan pengembangan permainan, serta film animasi dan video.