SAMARINDA : Bandara APT Pranoto Samarinda sudah soft opening oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Kamis (24/5/2018). Nah, di balik cerita berdirinya bandara tersebut ternyata ada sosok Rusmadi Wongso yang kukuh memperjuangkan agar pembangunannya dituntaskan.
Cerita itu dimunculkan Rusmadi yang kini calon Gubernur Kaltim ketika bersilaturahmi ke warga Jalan Kenangan Kelurahan Sungai Pinang Dalam Samarinda, Jumat (25/5/2018).
Sekitar tahun 2010, pembangunan bandara yang semula disebut Bandara Sungai Siring – karena lokasinya di Kelurahan Sungai Siring Samarinda – tak jelas kelanjutannya. Pembangunan run way atau sisi ‘udara’ maupun darat terkatung-katung. Padahal, proyek pekerjaan itu sudah digroungbreaking.
Pemerintah Kota Samarinda tertimpa masalah dengan kontraktor sampai berbuntut ke pengadilan. Belum lagi masalah lainnya dan terakhir keterbatasan anggaran untuk membiayai secara kesuluruhan proyek tersebut.
Warga Samarinda, Tenggarong, Bontang dan Kutai Timur kecewa dengan pemerintah. Karena bandara itu lebih diperlukan dibanding jalan Tol, bahkan pelabuhan Maloy di Kutai Timur yang kerap dipromosikan Gubernur Awang Faroek Ishak.
Karena proyek lanjutan Bandara mandek, akhirnya Rusmadi yang saat itu Kepala Bappeda Kaltim memberi masukan ke Gubernur Awang Faroek Ishak. Bahwa Bandara ini bisa menjadi alat pacu pertumbuhan ekonomi daerah sekitar dan juga Kaltim.
“Saya lalu beri pertimbangan ke Bapak Gubernur untuk take over (pembangunan bandara). Karena kalau kita tidak ambil alih, kapan kita nggak punya bandara,” cerita Rusmadi.
Suasana politik ketika itu masih kurang nyaman sebagai dampak persaingan dalam Pilgub 2009 di mana Awang Faroek Ishak mengalahkan Achmad Amins (alm). Tapi, Rusmadi terus berusaha meyakinkan Gubernur bahwa soal bandara ini harus dituntaskan dengan cara pekerjaannya diambilalih Pemprov Kaltim.
Setelah negosiasi dengan Pemkot Samarinda akhirnya terjadi kesepakatan bahwa Bandara itu dibiayai dana Pemprov Kaltim. Kemudian Pemprov bergerak dengan menyelesaikan terminal Bandara lebih dulu. Tahun 2014 Terminal Bandara sudah lebih dulu diselesaikan, sedangkan runway menyusul.
Menurut Rusmadi, jika saja Runway selesai tahun 2014 bersamaan dengan Gedung Terminal Bandara, dipastikan penerbangan sudah ramai.