Selain mengambil alih bandara sungai Siring, hal yang besar dilakukan Rusmadi saat bekerja di pemerintah provinsi adalah memindahkan pelabuhan barang dan peti kemas di Jalan Yos Sudarso ke Palaran.
“peran Pemprov dalam pemindahan pelabuhan ini dengan kita bangunkan jalan semen beton di Palaran,” katanya.
Rusmadi menegaskan ia bersama Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak membangun jalan semen beton, pelabuhan (Kariangau) dan bandara (bandara AP Pranoto dan Sepinggan) agar ekonomi daerah bergerak dengan lancarnya arus pergerakan barang dan manusia.
“Dan, kemajuan pembangunan yang kita capai ini, saya tak ingin merosot ke depannya. Sehingga, saya sebagai warga yang baik dan birokrat yang baik maju di Pilgub untuk melanjutkan pembangunan ini,” kata Rusmadi.
Mengenai banjir yang makin dikeluhkan masyarakat Kota Samarinda, Rusmadi menceritakan pengalaman bahwa jika diseriusi dan fokus untuk mengatasi banjir, pasti bisa ada jalan keluarnya. Dia mencontohkan keberhasilan pembangunan drainase di Jalan PM Noor dan Jalan Lambung Mangkurat yang dilakukan Pemprov Kaltim semasa dia menjadi Sekdaprov. Setelah drainase itu dibangun, terbukti di daerah tersebut banjir tidak semakin parah.
“Saya malu juga kalau kota Samarinda ini banjir. Inilah tanggung jawab kita bersama. Sehingga, saya dan Bapak Gubernur Kaltim berani keluarkan anggaran Rp 600 miliar atau setengah triliun lebih untuk penanganan banjir. Jumlah ini kalau tidak hati-hati mengelola, kita disekolahkan (dipenjara-red) tapi saya beranikan diri,” kata Rusmadi.
Namun, anggaran besar tersebut ternyata tak bisa diserap, dikarenakan masalah pembebasan lahan yang merupakan wewenang Walikota dan Bupati.
Rusmadi menegaskan, bila ia terpilih menjadi Gubernur Kaltim. Persoalan banjir menjadi tanggung jawabnya. “Menangani banjir atau pembangunan ini tidak bisa selesai satu hari tapi perlu waktu panjang. Saya tak berjanji, tapi saya jelaskan bahwa ini tanggung jawab saya,” katanya. #4TimMedia