SANGATTA-Tingkat partisipasi pemilih di Kutai Timur (Kutim) saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim, 27 Juni 2018, ternyata cukup rendah. Kepala Kesbangpol Abdul Kader melaporkan
dalam rapat pleno yang di gelar di salah satu hotel, Rabu (4/7) lalu terungkap tingkat partisipasi masyarakat hanya 48,04 persen. Sebanyak 52 persen warga Kutim tak memberikan hak suaranya dalam pesta demokrasi tersebut.
KPU sebelumnya pasang target tingkat partisipasi pemilih bisa mencapai 77,5 persen.
Jika merujuk pada Pemilu sebelumnya. Baik pilgub, pileg, pilpres, maupun pilbub, semua berada di bawah 77,5 persen. Paling tertinggi pada pileg 2014 yakni 68,03 persen.
Sedangkan pilpres 2014, hanya mampu meraih 51,16 persen. Mengalami penurunan pada Pilgub 2013 yang hanya 44,16 persen. Kemudian Pilbup 2015 sebesar 48,42 persen.
“Jadi di Pilgub mengalami penurunan signifikan yaitu sebesar 0,34 persen dibandingkan pada Pilbup,” terang Abdul.
Ada tiga alasan besar dugaan tingginya angka golput. Pertama, saat itu terjadi hujan deras. Kedua, pemilihan beriringan dengan libur panjang dan bertepatan dengan piala dunia. Libur panjang hari raya dan anak sekolah, dan piala dunia yang masih berlangsung hingga saat ini menjadi kendala terbesar.
“Hari raya pada Tanggal 15,16, dan 17 Juni 2018. Untuk libur sekolah hingga tanggal 15 Juli 2018. Pada Tanggal 16 Juli, baru memulai masuk sekolah. Kemudian piala dunia, berlangsung pada waktu yang bersamaan pula. Yakni pada Bulan Juni dan Juli.
Sedangkan pencoblosan, pada tanggal 27 Juni 2018. Artinya, berada di tengah-tengah masa libur dan perhelatan piala dunia,” tambah Abdul.
Abdul berharap tahun depan ada dua agenda besar menjadi pekerjaan rumah yaitu Pileg dan Pilpres 2019. Untuk dia berharap tingkat partisipasi di Kutim harus meningkat. (hms13)