“Demokrasi tetap harus berjalan sesuai dengan kaidah yang ada, terlebih yang bertarung pada Pilgub adalah putra-putra Kaltim. Masyarakat tinggal memberikan hak pilih, sesuai dengan kehendak hati. Silahkan memilih pasangan nomor urut satu, dua, tiga dan empat. Karena masing-masing memiliki kelebihan untuk membawa Kaltim kedepannya menjadi lebih baik,” ungkap Ketua KNPI Kutim ini.
Setelah menjalani beberapa kali perhelatan pesta demokrasi yang dilakukan secara langsung pasca reformasi. Tentu kedewasaan masyarakat dalam berpolitik dan menyuarakan apa yang menjadi pilihan hatinya dari tahun ke tahun menjadi semakin bijak.
Terlebih tidak hanya pelaksanaan Pemilihan Gubernur yang menjadi pembelajaran, sudah ada pelaksanaan Pileg, Pilbup, Pilpres, yang telah berulangkali berlangsung dalam rangka menjalankan demokratisasi di Indonesia. Tidak saja masyarakat perkotaan, namun juga menyentuh secara utuh pada masyarakat di pedesaan dan pedalaman Kutim.
“Perbedaan pilihan politik, tidak boleh lagi menjadi alasan untuk saling sikut-sikutan. Sehingga tidak boleh ada kata perpecahan bahkan konflik sosial usai perhelatan pesta demokrasi berlangsung. Adanya partai-partai hingga calon-calon pemimpin yang muncul maupun yang bertahan, adalah bentuk nyata dari berjalannya proses demokratiasi di Indonesia,” ungkap Munir lebih jauh. (Nall)