“Soal perbatasan Kutim dengan Kutai Kartanegara, Bontang dan Malinau. Telah selesai dilakukan alias tidak akan terjadi persoalan yang serius, mengingat telah ada kesepakatan antar masing-masing Kabupaten/Kota tersebut. Lain halnya dengan Kutim dan Berau, yang memang belum selesai hingga sekarang, tetapi Pemkab Kutim tetap terus berupaya menyelesaikannya,” ungkap Alexander.
Pemkab Kutim sudah berkali-kali menyurati Pemprov Kaltim untuk mempercepat proses mediasi penyelesaian tapal batas kedua kabupaten. Beberapa wilayah antara Kutim dengan Berau yang belum terselesaikan, yakni di kawasan Berau Pesisir yang berbatasan dengan Kecamatan Karangan hingga Sandaran, dengan luasan wilayah sekitar 500 kilometer persegi.
Perlu diketahui untuk penetapan tapal batas antar dua wilayah kabupaten bertetangga ini sebenarnya mudah sekali diselesaikan. Semisal dengan acuan pada batas bentang alam yang disepakati secara bersama-sama, baik itu berupa bukit, sungai, hingga jurang dan lain-lain halnya. Kutim sendiri telah mempersiapkan kajian-kajian ilmiah, jika sewaktu-waktu diundang untuk membicarakan periha tapal batas dengan medisiasi pihak Provinsi Kaltim.
“Persoalannya jika tidak ada titik temu, dikhawatirkan saat ada investor yang masuk dan ingin menanamkan modalnya ke salah-satu daerah. Maka akan ada tarik-menarik kepentingan antara Kutim dan Berau, karena bagaimanapun juga hal ini erat dengan penambahan PAD masing-masing kabupaten yang wilayahnya ada diperbatasan,” papar Kabag Pemerintahan Setkab Kutim ini. (Wars)
