WARTAKUTIM.CO.ID – Kegiatan launching 1070 relawan lingkungan hidup, disambut baik oleh Bupati Ismunandar. Bahkan dukungan dalam nilai persen, tidak hanya 100 persen namun mencapai 1000 persen, atas hadirnya relawan sampah yang diambil dari 214 RT se-Sangatta Utara ini.
“Ketika ide mengenai kegiatan launching relawan lingkungan hidup disampaikan oleh Ketua DPD KNPI Munir Perdana dan Ketua Panitia Irwan Fecho, saya tidak dapat menyembunyikan kegembiraan. Dukungan terhadap relawan lingkungan seribu persen, saya berikan sepenuhnya,” ungkap Ismunandar penuh semangat.
Urusan mengelola sampah bagi Bupati Ismunandar bukanlah soal baru, karena sejak tahun 2003, waktu menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutim. Berbagai usaha untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan tempat tinggal warga selalu diupayakan, termasuk pemberian tong-tong sampah berbahan drum.
“Namun apa yang terjadi? Ternyata drum sampah tersebut dibawa ke rumah masing-masing oleh warga untuk drum tempat air. Bahkan ketika median jalan di Yos Sudarso dengan harapan berfungsi sebagaimana mestinya pada tahun 2006, ternyata kemudian dipergunakan warga untuk menjadi tempat sampah,” jelas lelaki kelahiran Sangkulirang ini, disambut tawa para relawan lingkungan.
Lantas ketika dirinya menjabat sebagai Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Kutim, dilakukanlah Gerakkan Jum’at Bersih yang melibatkan Pegawai Negeri Sipil dan Karyawan. Ternyata kegiatan itu berlangsung, tetapi masyarakat yang ada dilingkungan dimana kegiatan berlangsung justru banyak yang menonton tanpa tergerak untuk bersama-sama membersihkan lingkungan.
Hadirnya pola gerakkan yang didasari oleh rasa kepedulian yang berasal dari para pemuda-pemudi di Kutim, diharapkan menjadi cara jitu dalam mengatasi persoalan di Ibukota Kabupaten Kutim ini. Motto Sampah Menjadi Berkah yang dihadirkan oleh rekan-rekan muda, memacu ingatan pada motif para pendatang menuju Kutai Timur.
“Orang datang ke Kutim, selain karena magnet batu-bara, ternyata juga adanya magnet berupa peluang sampah menjadi emas alias memiliki sisi nominal uang yang lumayan. Sehingga pada suatu waktu ketika mengunjungi TPA, ternyata KTP mereka bukan dari Kutim! Namun hasilnya, saat mereka pulang kampung, mereka bisa membeli tiket pesawat udara. Artinya sampah di Kutim ini benar-benar mampu menjadi berkah,” jelasnya.
Keterlibatan pemuda-pemudi dalam menyelesaikan problem sampah, menoreh tinta emas dalam sejarah pembangunan di Kutim. Karena sejalan dengan pola pembangunan di wilayah pedesaan dan perkotaan, yang digagas oleh Ismunandar sejak terpilih menjadi Bupati Kutim pada tahun 2016 lalu. (Wars)