BerauBeritaRagam

Bangun Jalur Wisata Karst Temukan Potensi Wisata Kutai Timur – Berau

398
×

Bangun Jalur Wisata Karst Temukan Potensi Wisata Kutai Timur – Berau

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID — Pengembangan pariwisata di Kutai Timur, khususnya wisata alam Karst Sangkulirang Mangkalihat yang terpilih sebagai situs sejarah terpopuler di ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) pada 2017 lalu. Akan ditindak-lanjuti dengan dukungan pembenahan infrastruktur pembangunan yang memadai, agar lokasi goa-goa tapak tangan mudah dikunjungi oleh wisatawan dalam dan luar negeri.

Seperti disampaikan oleh Wakil Bupati Kasmidi Bulang, saat ditemui langsung waratawan wartakutim.co.id, pada beberapa waktu lalu. Bahwasanya pengembangan sektor pariwisata alam tersebut, harus didukung upaya-upaya serius yang tidak saja berupa peningkatan infrastruktur berupa fasilitas umum dan jalan. Namun juga ada kerjasama pengembangan potensi pariwisata lintas kabupaten.

“Kita telah melakukan rapat koordinasi dengan pihak Provinsi Kaltim, berkaitan dengan potensi masing-masing wilayah. Apalagi situs sejarah goa karst berdampingan dengan Kabupaten Berau, sehingga dibutuhkan kerjasama terus-menerus dalam pengembangan potensi pariwisata keduanya. Kutim sendiri akan membangun jalur wisata, yang dari perbatasan Berau menuju ke goa-goa di Kutim,” terang Wakil Bupati.

Hingga saat ini Pemkab Kutai Timur, sedang mengupayakan pencarian dana dalam mengembangkan potensi pariwisata di kawasan tersebut. Selain dari APBD Kabupaten, sumber-sumber dana dari luar maupun pihak ketiga. Mengingat perkembangan wisata alam pada masa sekarang, merupakan salah-satu daya tarik yang dihembuskan untuk menarik wisatawan dari luar negeri.

“Untuk penggalian sumber dana dari pihak luar, kita berupaya agar pihak UNESCO (Organisasi dibawah PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, Red). Mau menggelontorkan dana untuk pengembangan pariwisata karst, mengingat wisata sejenis di Malaysia mendapatkan support tersebut. Kelebihan karst di Kutim, selain memiliki bentuk cekungan, manfaat sebagai kawasan alami penampung air alam seperti di Malaysia. Goa karst di Kutim memiliki kelebihan berupa perkembangan sejarah manusia pra sejarah dan tapak-tapak tangan manusia purba dengan pola yang lebih khas dibandingkan daerah lain di Indonesia,” terang lelaki bertubuh tinggi besar ini.

Upaya memberikan pendidikan sadar potensi pariwisata pada masyarakat di sekitar lokasi goa-goa tapak tangan berada, juga menjadi perhatian dari pihak Pemkab Kutim. Mengingat sinkronisasi antara objek wisata alam dan pengetahuan pariwisata, dalam hal ini guide lokal harus seirama. Agar wisatawan yang datang benar-benar terlayani dari berbagai sisi pelayanan di sektor pariwisata.

Masterplan pariwisata di Kutim telah dirancang pihak Dinas Pariwisata, yang harapannya mampu memetakan berbagai padanan kepentingan dan peluang. Baik untuk tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten. Mengingat hingga hari ini jika wisatawan berkunjung ke wilayah kecil dari pegunungan Karst Sangkulirang – Tanjung Mangkalihat, hanyalah berupa goa dengan segala kelebihannya. Maka upaya penambahan fasilitas untuk kepentingan pariwisata, perlu dibenahi.

“Sejauh ini fasilitas pendukung lainnya yang harus segera dibangun ialah Home Stay dan jalan pendukung menuju goa karst. Jalur menuju goa karst rencannya akan kita benahi, agar memudahkan wisatawan saat berkunjung kesana. Sehingga ada jalur pendekat, termasuk jalur yang agak terjal untuk dapat dibuatkan jalur berupa jembatan kayu. Selain itu dibuatkan lokasi transit pengunjung untuk beristirahat saat menju ke goa, sehingga tidak kelelahan,” pungkas Ketua DPD Partai Golkar Kutim ini.

Lebih jauh Kasmidi Bulang menyebutkan, perbandingan antara goa karst di Kutim dengan goa-goa karst di Sulawesi, Jawa bahkan Malaysia. Amatlah jauh berbeda sekali, lebih menarik di Kutim. Hanya saja karena pengelolaan dan manajemen belum dilakukan secara profesional, yang menyebabkan gaung karst di Kutim kurang maksimal.

Menuai pengalaman saat berkunjung ke Taman Nasional Mulu di Malaysia, aspek-aspek pendukung dalam mengoptimalkan pariwisata alam dan goa di Kutim akan terus diupayakan oleh Wabup. Agar dapat setara bahkan mampu berkembang lebih kedepannya. Di Malaysia, pengelolan taman nasional tersebut bahkan dikelola oleh investor dari luar negeri. “Untuk konsep pengelolaan di Taman Nasional Mulu, Malaysia. Ada sharing pendapatan antara pihak pemerintah dan pihak swasta sebagai pengelola. Sehingga ekspsos potensi pariwisata dan manajemen pengelolaan benar-benar maksimal,” ungkap Kasmidi Bulang. (Wars)