WARTAKUTIM.CO.ID – Mengetengahkan tema diskusi mengenai peta konflik dunia, sebagai bahan awal membahas materi “Bersama Rakyat Mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia Berdaulat dan Sejahtera”, dalam acara silaturahmi antara Dandim 0909 Sangatta Letkol Infanteri Kamil Bahren Pasha, dengan tokoh dan komponen masyarakat. Memantik berbagai pemikiran dan ide dari Organisasi Masyarakat (Ormas), terkait pola apa yang dapat dilakukan mereka untuk menjaga NKRI.
Dandim 0909/SGT lantas kemudian mengungkapkan jika energi merupakan bahan utama dalam tiap kasus konflik global, yang tidak hanya melibatkan pertarungan antara dua negara, namun lebih dari itu.
“Di Kutim, saya banyak mendengar konflik yang timbul juga dikarenakan energi, betul nggak? Energinya apa? Batu bara, kelapa sawit, migas, itu yang menjadi pemicu konflik di Kutim. Dan bukan hanya di Kutim, namun juga di dunia, seperti halnya di negara Arab atau Syuriah di serang negara-negara asing. Karena ingin menguasai dan merebut kekayaan alam di wilayah tersebut. Ini adalah gambaran awal yang saya sampaikan,” ungkap lelaki kelahiran Sumatera dan besar di Jawa Timur ini.
Posisi geografis Indonesia amat strategis, khusus Kutim misalnya. Menancapkan batang pohon saja, bisa tumbuh. Apalagi tanah yang sudah diambil batu-baranya, ditimbun dan direklamasi lalu ditanami bibit pohon kelapa sawit akan tumbuh lebat. Itu luar biasa, diluar negeri tidak bisa seperti itu. Sehingga Kutim menjadi incaran para investor atau rekan-rekan kita dari luar negeri bermukim dan menanamkan modal.
“Kutim selain memiliki energi, juga ada vegetasi tanaman penghasil energi terbarukan yang mampu tumbuh sepanjang tahun. Seperti yang saya sampaikan, dilemparkan saja biji-biji tanaman, semua bisa tumbuh sendiri. Ada tanaman, dibawahnya ada batu bara, diambil lalu tanahnya ditutupi, lantas tanaman tumbuh lagi dan menghasilkan bagi penduduknya,” papar anak Mantan Wakil Gubernur Sumatera Barat yakni Muslim Kasim.
Mantan Komandan Yonif Lintas Udara 330/Tri Dharma di Cicalengka Jabar ini menambahkan potensi-potensi konflik dunia tidak sekedar pada energi, namun hingga pada perebutan kekayaan alam hayati. Pelemahan terhadap suatu negara juga merupakan suatu cara, yang harus ditanggulangi oleh semua komponen bangsa. Seperti pengaruh negatif globalsasi, berupa pemanfaatan media sosial yang tidak tepat, pergaulan bebas, narkoba, hingga masuknya ideologi asing yang merongrong sendi kedaulatan bangsa.
“Semua itu tidak hanya dapat diselesaikan dan ditempatkan pada pundak bahu TNI dan Polri semata-mata, namun seluruh kmponen masyarakat. Berbagai hal tadi tidak boleh mengkotak-kotakkan generasi bangsa, untuk memecah belah diantara anak bangsa. Ormas memiliki tujuan dan maksud untuk memajukan organisasinya itu tindakan yang baik, begitupun Ormas lainnya tentu sama. Namun perbedaan warna antara Ormas, jangan menjadikan kita bertikai diantara satu dan lainnya. Karena semua permasalahan bisa diselesaikan. Dengan cara apa? Salah-satunya berkomunikasi dan duduk bersama, seperti halnya silaturahmi hari ini,” tegas Dandim 0909/SGT.
Kutai Timur sebagai sebuah kabupaten yang ukurannya seperti Provinsi Jawa Barat ditambah Kabupaten Bandung, memiliki potensi yang luar biasa besar. Sehingga ada banyak hal yang tidak perlu diributkan, namun bagaimana dikelola secara baik dalam hal kebermanfaatannya. Yang lagi-lagi ditekankan pada kesejahteraan rakyat secara luas, bukan pada kepentingan-kepentingan sesaat antara organisasi dan golongan.
Konflik bukanlah suatu hal yang sepele, bagaimana konflik sekterian hingga golongan dijadikan alasan untuk memporak-porandakkan bangsa. Cukup konflik-konflik di Timur Tengah menjadi contoh bagi kita semua, bagaimana hal itu tidak menguntungkan semua orang, hanya menguntungkan perorangan atau kelompok. (Wars)