BeritaNasional

Sebaran Virus Flu Burung Asal Malaysia Ancam Kutim

189
×

Sebaran Virus Flu Burung Asal Malaysia Ancam Kutim

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID – Maraknya penyebaran virus flu burung di Malaysia. Nampaknya harus di waspadai benar oleh masyarakat di Indonesia, terutama juga untuk warga di Kutai Timur. Mengingat daerah ini merupakan perlintasan antar kabupaten dan provinsi. Sehingga tidak menutup kemungkinan bisa masuk unggas yang berasal dari negeri Jiran, yang bawa oleh masyarakat dari perbatasan Tawau-Malaysia, menuju ke Nunukan atau Tarakan.

Informasi penting ini disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Kutim yakni Sugiono didampingi Kepala Bidang Peternakan Mardi Suaibman, pada awak media belum lama ini. Laporan mengenai penyebaran virus flu burung yang mulai merebak dan menjangkiti hewan unggas di Malaysia, didapatkan dari pihak Provinsi Kaltim dan Pemerintah Pusat. Perlu diketahui virus H5N1 dan H7N9, tidak saja menyerang hewan seperti ayam, burung, bebek dan angsa, namun juga bisa menulari manusia.

“Kita harus tetap waspada, mengingat penularan virus flu burung ke manusia, daat terjadi dikarenakan adanya kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi flu burung. Atau dapat pula terpapar karena mengkonsumsi unggas yang sebelumnya sudah terinfeksi virus tersebut, jelas Sugiono.

Temuan kasus flu burung pernah terjadi di Kutim pada tahun 2011 silam, khususnya di Kecamatan Sangatta Utara dan Sangatta Selatan. Hal ini diketahui setelah adanya laporan warga terkait banyaknya unggas ternak atau peliharaan warga yang mendadak mati. Namun dipastikan pada saat ini, kasus flu burung ini tidak sempat menular kepada manusia.

Sebagai upaya antisipasi atau pencegahan agar virus flu burung ini tidak menyebar dan mewabah, Distan Kutim menghimbau dan mensosialisasikan kepada masyarakat agar selalu menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, serta menjaga kebersihan kandang unggas peliharaan.

Kabid Peternakan Mardi Suaibman menambahkan, pemberian informasi ini sebagai upaya untuk mengantisipasi atau melakukan pencegahan agar virus yang bisa menyebabkan kematian ini, tidak kembali menyebar ke Indonesia. Apalagi posisi Kutim sebagai daerah perlintasan antar Kabupaten/Provinsi, amat rentan menjadi daerah yang dapat tertulari virus flu burung tersebut.

“Kutim sendiri sebagai daerah perlintasan antar kabupaten dan provinsi, tidak menutup kemungkinan bisa masuk unggas yang berasal dari negeri Jiran, yang bawa oleh masyarakat dari perbatasan Tawau-Malaysia. Sehingga antisipasi dan pemberian informasi ini, dapat membuat para peternak untuk tetap waspada,” jelasnya.

Bagi manusia yang sudah terlanjut terinfeksi virus flu burung juga bisa menulari virus tersebut ke manusia lainnya dari udara, karena merupakan media penghantar penularan virus influenza yang efektif. Terlebih banyak warga Indonesia yang menjadi tenaga kerja di Malaysia atau masyarakat yang kebetulan hanya sekedar berlibur ke daerah tersebut. Tentunya wilayah perbatasan Indonesia harus menjadi pintu gerbang utama dalam melakukan pencegahan dalam penularan virus flu burung tersebut untuk masuk ke Indonesia. (Jura)