WARTAKUTIM.CO.ID – SANGATTA, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kutim Rijali Hadi mengakui hingga kini alat pemadam kebakaran di Kantor Bupati Kutim, Gedung Serba Guna (GSB) dan Kantor DPRD Kutim belum dilakukan perbaikan. Padahal, alat pemadam kebakaran (apar) ringan, termasuk hidran dan detektor asap yang ada di tiga gedung utama itu, semuanya tidak fungsi. Sementara anggaran tidak ada untuk melakukan perbaikan. “Makanya, saya minta kita berdoa saja, agar tidak ada kebakaran di semua gedung tersebut,” katanya.
Disebutkan, sejak beberapa tahun terakhir, memang apar sudah tidak fungsi di ke tiga gedung tersebut. Hanya saja, karena anggaran minim, maka tidak dilakukan perbaikan oleh Bagian Perlengkapan. Padahal, sebenarnya, puncak masalah itu sudah dirasakan saat ruang Angsana terbakar 2017 lalu. Dimana kalau saat itu apar dalam gedung Kantor Bupati Kutim berfungsi, maka tak perlu mendatangkan mobil damkar untuk mematikan api, karena apinya termasuk kecil, dan hanya di ruang kecil.
“dari kejadian itu, kami minta dilakukan perbaikan apar di tiga gedung utama itu, tapi hingga kini juga tidak dilakukan. Padahal, kalau apar itu fungsi, saat ada kejadian, meskipun tanpa pasukan pemadam, cukup Pamdal, bisa melakukan pemadaman dalam kantor itu. Namun kalau kondisinya seperti sekarang, dimana tidak ada apar berfungsi, maka akan sangat berbahaya, apalagi kalau mobil pemadam lambat datang,” katanya.
Karena tidak ada anggaran untuk melakukan rehabilitasi apar di gedung-gedung pemerintah Kutim, karena itu, pihaknya hanya berjuang keras agar anggaran untuk pengadaan solar untuk mobil damkar termasuk untuk gaji pasukan pemadam kebakaran, dipastikan ada.
“Sebab solar ini mutlak. Bukan hanya saat operasi saat ada kejadian, namun juga untuk persiapan sehari-hari bagi mobil damkar. Sebab mobil itu tiap hari dilakukan pemanasan, untuk memastikan kalau mobil itu dalam kondidi siap pakai saat ada kejadian. Jadi biar tidak ada kejadian kebakaran, mobil juga butuh solar, untuk pemanasan. Biasa dibawa keliling, untuk tes tiap hari beberapa menit, untuk memastikan semua fungsi mobil baik untuk beroperasi. Tangki mobil dipastikan dalam kondisi penuh solar, untuk bisa operasi tiap saat. Karena kalau tidak, ada kejadian maka mobil akan terlambat ke lokasi,” katanya.
Hal sama, kalau gaji pasukan pemadam tidak bayar, maka saat operasi, pasti mereka tidak maksimal. “Karena itu, kami hanya memastikan anggaran BBM dan Gaji pasukan itu ada di APBD. Kalau perbaikan apar, kalau memang tidak ada, maka tidak bisa dipaksakan juga,” katanya. (IMA)