SANGATTA – Persoalan terkait dunia pendidikan bukanlah barang baru, namun juga bukanlah persoalan yang tidak juga harus dilupakan begitu saja.Seperti pada Sekolah Menengah Atas Satu (SMANSA) Sangatta Selatan yang terletak di Jl. Guru Besar arah menuju Kampung Kajang.
Jika musim hujan tiba, maka alamat kegiatan belajar-mengajar harus diliburkan oleh guru-guru yang ada. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut jadi langganan banjir jika musim hujan tiba atau air pasang. Dan jalan menuju sekolah akan sulit untuk dilalui oleh siswa-siswi sekolah.
Diungkapakan oleh Hani salah-satu wali murid di sekolah tersebut, dirinya merasa amat prihatin dengan keadaan sekolah yang harusnya menjadi kebanggaan bagi masyarakat di kecamatan itu.
“Setidaknya jalan menuju sekolah harus ditingkatkan kualitasnya, dari jalan tanah berbatu menjadi jalan aspal. Ketika musim hujan atau saat air sungai naik, jalanan benar-benar terendam dan saat hendak kering tidak menjadi kubangan lumpur,” paparnya prihatin.
Ari warga setempat menyebutkan, bahwa keberadaan sekolah tersebut amat jauh jangkauannya dari Sangatta Selatan. Semula sekolah menempati bangunan SMPN 1 Sangsel untuk menumpang belajar, saat pembangunan sekolah berlangsung dilokasi yang ternyata diklaim milik warga dan belum mendapatkan ganti pembebasan lahan.
“Makanya sekolah kemudian dibangunkan di lahan milik Pemkab yang berada di Jl Guru Besar, yang memang berada diwilayah Kecamatan Sangatta Utara. Dengan alasan utama agar kegiatan belajar mengajar siswa-siswi sekolah tidak terganggu. Besar harapan agar ada bangunan sekolah SMA Negeri yang dapat dibangun Sangsel,” terangnya.












