Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan pada pembukaan Kutim Kontemporer sendiri, beberapa kali melemparkan pantun yang cukup mengena ke hati peserta. Seperti pantun yang diungkapkannya dengan gamblang pada malam lalu, “Dua Puluh Delapan Oktober Sumpah Pemuda, Bersatu Padu Saling Mengisi. Berbekal Semangat Persatuan di Dada, Pemuda-Pemudi Jadi Benteng NKRI”. Hal ini jelas membuat seluruh peserta dan tamu undangan di acara Kutim Kontemporer, memberikan aplaus luar biasa.
“Narkoba merupakan masalah nasional, dan menjadi masalah yang serius dihadapi oleh bangsa Indonesia. Beberapa waktu lalu, penangkapan narkoba yang paling besar di Kaltim adalah yang terjadi di Kutai Timur, yakni di Kecamatan Bengalon dengan barang bukti sabu sebesar 37 Kg. Cukup besar di Kaltim, dan itulah penangakapan terbesar yang ada di daerah ini,” jelasnya.
Tahun 2016 lalu Polres Kutim juga pernah melakukan penangkapan dilokasi yang sama, yakni Bengalon. Terjadi penangkapan sabu-sabu mencapai 17 Kg, sehingga dari berbagai contoh tadi dapat dikatakan jika wilayah Kutim amat sangat rawan dengan pengedaran dan penggunaan narkoba. Kutim perlintasan narkoba dari luar negeri yakni Malaysia dan Tawau.
“Melalui kegiatan Kutim Kontemporer, diharapkan untuk sama-sama memunculkan semangat memberantas penggunaan dan peredaran narkoba, karena Kutim yang dilewati atau perlintasan darat. Amat digemari oleh bandar narkoba, saat membawa narkoba dari luar negeri, sebelum disebarkan di berbagai kota di Kaltim. Untuk itu penting bagi kita untuk sama-sama bergerak melawan peredaran barang haram tersebut,” tegas Kapolres Kutim yang tak lama lagi bertugas menjadi Wadirkrimsus Polda Lampung ini. (Arso)