Berita

Asmawadi Inginkan Penerimaan Tenaga Kerja di Kembalikan Jaman dulu

260
×

Asmawadi Inginkan Penerimaan Tenaga Kerja di Kembalikan Jaman dulu

Sebarkan artikel ini

WARTAKUTIM.CO.ID, SANGATTA – Anggota DPRD Kutim asal dapil II H Asmawadi menginginkan, agar proses rekrutmen karyawan di Kutim di setiap perusahaan, ke depan tidak lagi harus melalui perantara tapi semua fokus  melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnekartrans) Kutim.

Hal tersebut diungkapkan politisi partai Amanat Nasional ini saat mengikuti rapat dengar pendapat dengan Bupati Ardiansyah Suleman, dan jajaran DPRD Kutim, di Kantor Sekretariat DPRD Kutim belum lama ini

“Saya menginginkan lagi agar proses rekrutmen karyawan di Kutim di setiap perusahaan, ke depan tidak lagi harus melalui perantara tapi semua fokus  melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnekartrans) Kutim,” tegasnya.

Menurutnya, banyak laporan masuk kepadanya terkait adanya oknum yang menjadi perantara dalam penerimaan tenaga kerja di perusahaan tambang dan perkebunan kelapa sawit di Kutim.

“Seperti perusahaan metanol yang dalam waktu dekat akan menerima karyawan hingga puluhan ribu karyawan itu tidak lagi harus melalui pihak A, B dan C, melainkan penerimaannya harus melalui Disnakertrans,” harap  Asmawardi.

Cara penerimaan tenaga kerja seperti itu sebenarnya telah dilakukan tahun 2000 lalu. Dimana perusahaan yang akan menerima karyawan, harus melalui Disnaker. “Misalnya ada penerimaan karyawan di salah satu perusahaan, perusahaan tersebut harus menyampaikan ke Disnekartrans. Kemudian ditindaklanjuti oleh Disnaker dan disampaikan langsung ke masyarakat melalui sejumlah papan pengumuman atau melalui media,” katanya.

Dengan begitu, Dinas Tenaga Kerja kedepan bisa mengetahui jumlah tenaga kerja yang sebenarnya disetiap perusahaan apakah ada penambahan atau tidak. Selain itu, pemerintah juga bisa mengetahui berapa jumlah serapan tenaga kerja lokal yang sudah dipekerja setiap perusahaan.

“Jadi,  ke depan  tidak ada lagi perusahaan yang melakukan penerimaan karyawan tanpa sepengetahuan Disnaker. Disnaker pun harus mengutamakan tenaga kerja lokal, baik skill dan non skill. Dengan begitu angka pengguran yang ada juga bisa ditekan,” katanya.