Dalam kesempatan itu, doa dipanjatkan untuk jamaah haji asal Kutim agar membawa berkah yang luar biasa untuk daerah ini. Sebagian orang menamakan do’a orang yang baru pulang dari haji ini dengan sebutan do’a maghfiroh, yaitu do’a khusus meminta ampunan dari Allah swt atas segala dosa yang telah dilakukan.
Mereka yang baru datang dari tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji bagaikan seorang bayi yang baru dilahirkan, masih suci dari dosa-dosa. Oleh karena itu, do’a dan permohonannya memiliki nilai lebih. Karena kesuciannya itulah posisinya dianggap lebih dekat kepada Allah.
Dan diharapkan do’a-do’anya akan terkabulkan. Sebagain ulama berkata bahwa kondisi tersebut (kemakbulan do’a) dapat bertahan sebelum orang tersebut masuk ke dalam rumahnya. Namun ada yang mengatakan kondisi tersebut akan bertahan hingga empat puluh hari.
Bupati Ardiansyah Sulaiman dalam kesempatan itu, bahkan menerangkan kepada khayalak luas jika Wakil Ketua II DPRD Kutim tersebut juga sama seperti 83 jamaah haji asal Kutim. Yang melaksanakan haji di Mekkah dan berziarah ke Madinah, seperti halnya mereka.
“Pak Wakil Ketua DPRD juga melaksanakan ibadah haji, sama dengan 83 jamaah haji Kutim lainnya. Hanya saja beliau pulang lebih dulu ke tanah air, mengingat jamaah haji lainnya masuk haji reguler,” tukas Bupati disambut senyum sumingrah anggota Partai NasDem tersebut. (ADV-DPRD/Imr/Wal)
